Penumbuhan kelembagaan petani merupakan pilar utama dalam mewujudkan pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan jumlah kelembagaan petani terbanyak di Indonesia. Perwujudan penumbuhan kelembagaan petani erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia pertanian, salah satunya penyuluh pertanian. Kompetensi penyuluh yang baik merupakan salah satu strategi untuk menumbuhkembangkan kelembagaan petani. Namun, fakta di lapangan menunjukkan kesenjangan jumlah penyuluh yang ada sehingga seorang penyuluh harus membina lebih dari 1 desa dengan lebih dari 10 kelompok tani. Fenomena ini mengakibatkan penurunan kompetensi penyuluh karena adanya peningkatan beban kerja dan menyebabkan penurunan kualitas kelembagaan petani secara tidak langsung. Kompetensi penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tidak terlepas dari berbagai faktor internal maupun eksternal diantaranya kemudahan akses sumber daya, penyediaan sarana prasana, kelembagaan penyuluhan, dan motivasi kerja. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan kompetensi penyuluh pertanian dalam penumbuhan kelembagaan petani di Provinsi Jawa Tengah; 2) mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi penyuluh pertanian dalam penumbuhan kelembagaan petani di Provinsi Jawa Tengah; 3), menganalisis pengaruh faktor-faktor (kemudahan akses sumber daya, penyediaan sarana prasarana, kelembagaan penyuluhan, dan motivasi kerja) terhadap kompetensi penyuluh pertanian dalam penumbuhan kelembagaan petani di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik survei. Metode penentuan lokasi penelitian secara purposive yaitu Provinsi Jawa Tengah. Sampel penelitian ini berjumlah 89 responden dan ditentukan dengan proportionate stratified random sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, survei, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan uji regresi linear berganda dengan aplikasi IBM SPSS Statistics 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kompetensi penyuluh pertanian dalam penumbuhan kelembagaan petani berada pada kategori tinggi hingga sangat tinggi (2) kemudahan akses sumber daya dalam kategori memadai hingga sangat memadai, penyediaan sarana prasarana dalam kategori kurang memadai, kelembagaan penyuluhan berada dalam kategori kurang memadai, dan motivasi kerja berada dalam kategori tinggi hingga sangat tinggi; (2) motivasi kerja berpengaruh signfikan sedangkan kemudahan akses sumber daya, penyediaan sarana prasarana, dan kelembagaan penyuluh tidak berpengaruh signifikan terhadap kompetensi penyuluh pertanian dalam penumbuhan kelembagaan petani.