Padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas yang menghasilkan beras sebagai makanan pokok untuk lebih dari 95% penduduk Indonesia. Pemenuhan jumlah permintaan beras menjadi permasalahan utama karena produksi beras pada tahun 2023 mengalami penurunan yang mengharuskan impor beras sebanyak 3.062.857 ton. Tanah Entisol mempunyai kadar N dan ketersediaan Fe yang rendah. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tanah Entisol adalah dengan pemupukan. Pupuk hayati majemuk mempunyai kandungan mikroba yang kompleks yang berperan dalam fiksasi N dan pelarutan Fe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh imbangan pupuk NPK dan pupuk hayati majemuk terhadap kadar N dan ketersediaan Fe, kadar klorofil, dan hasil padi serta memperoleh imbangan pupuk yang dapat diekomendasikan untuk menekan pupuk NPK di tanah Entisol. Penelitian menggunakan RAKL faktor tunggal dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dikaji yaitu, (A) Kontrol; (B) NPK Rekomendasi; (C) 5 L/ha PHM; (D) 10 L/ha PHM; (E) ½ NPK + 5 L/ha PHM; (F) ¾ NPK + 5 L/ha PHM; (G) 1 NPK + 5 L/ha PHM; (H) ½ NPK + 7,5 L/ha PHM; (I) ½ NPK + 10 L/ha PHM. Parameter yang diamati meliputi pH, C-organik, Kapasitas Tukar Kation (KTK), N-total, Fe-tersedia, serapan N dan Fe, kadar klorofil, jumlah anakan total, anakan produktif, berat 1000 biji, dan berat gabah kering panen. Analisis data dengan uji ANOVA, dilanjutkan uji DMRT dengan taraf kepercayaan 95%, dan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan (F) ¾ NPK+ 5L/ha PHM merupakan imbangan yang direkomendasikan karena mampu meningkatkan hasil terhadap kontrol dan NPK Rekomendasi pada Ntotal sebesar 43,2?n17,7%; Fe-tersedia sebesar 47,4?n 20%; kadar klorofil sebesar 141?n 21,3%; anakan total sebesar 92,9?n 33,3%; anakan produktif sebesar 112?n 17,8%; berat 1000 biji 65,7?n 24,1%; GKP per petak sebesar 131?n 23,7%. Perlakuan tersebut tidak hanya meningkatkan hasil padi, tetapi juga berpotensi mengurangi pupuk NPK hingga 25%.