Pembangunan limbah industri dan infrastruktur khususnya di indonesia salah satu strategi utama dalam mewujudkan indonesia maju 2030, namun peningkatan intensitas pembangunan tersebut menimbulkan permasalah baru berupa limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri maupun infrastruktur. Dengan demikian, diperlukan penanganan alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan menjadikan limbah marmer, fly ash, dan molasses sebagai bahan tambah untuk meningkatkan mutu beton. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisisi pengaruh penggunaan limbah marmer sebagai subtitusi agregat kasar, fly ash sebagai subtitusi semen, dan molasses sebagai bahan tambah aditif terhadap kuat tekan dan kuat tarik belah beton. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif berbasis eksperimental dengan mengacu pada SNI 7656-2012. Dengan variasi subtitusi limbah marmer 0%, 15%, 25, 35%, 45?ri berat kerikil, fly ash sebanyak 15?ri berat semen, dan molasses sebanyak 0,20% sebagai variabel bebas dengan kuat tekan dan kuat tarik belah sebagai variabel terikatnya. Beton normal tanpa bahan tambah digunakan sebagai variabel kontrol. Hasil penelitian kuat tekan dan kuat tarik belah beton mengalami fluiktasi seiring bertambahnya persentase bahan inovasi. Variasi beton normal dengam limbar marmer 0%, fly ash 15%, dan molasses 0,20% menunjukan hasil yang paling optimal dengan kuat tekan rata-rata 28,13 MPa pada umur beton 28 hari dan variasi kuat tarik belah dengan limbah marmer 35%, fly ash 15%, dan molasses 0,20% menunjukan hasil yang paling optimal dengan rata-rata kuat tarik belah 3,40 MPa pada umur 28 hari. Sehingga dapat disimpulkan beton termasuk kedalam mutu sedang (20-35) biasanya digunakan untuk kolom, balok , dan pelat lantai dll.
