Muhammad Arka Nudin. O0218066. PERBEDAAN JENIS MOTIVASI BEROLAHRAGA PADA LANSIA AKTIF DAN TIDAK AKTIF DI KOTA SURAKARTA DALAM PERSPEKTIF SELF- DETERMINATION THEORY. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keolahragaan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2024. Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat diinginkan oleh setiap manusia, dikarenakan dengan sehat, maka setiap manusia dapat melakukan berbagai aktivitas dengan lancar tanpa gangguan, selain itu juga dapat melakukan berbagai pekerjaan dengan baik, dan juga melakukan berbagai pekerjaan dengan maksimal. Namun, Proses menua adalah suatu kondisi yang wajar dan tidak dapat dihindari dari fase kehidupan, setiap lansia akan mengalami empat tahap kemunduruan seperti kelemahan, keterbatasan fungsional, ketidakmampuan, dan keterhambatan hal tersebut menyebabkan adanya physical inactivity atau kurangnya aktivitas fisik pada lansia, sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia. Dalam setiap melakukan aktivitas tentu setiap orang memiliki tujuan atau motivasi, maka tujuan peneliti adalah ingin mengetahui Jenis Motivasi Berolahraga Pada Lansia Aktif Dan Tidak Aktif Di Kota Surakarta Dalam Perspektif Self – Determination Theory. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang ada di kota Surakarta, menurut data Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, (2022) lansia dari umur 55 – 69 tahun berjenis kelamin laki laki pada tahun 2022 sebanyak 36.998 penduduk.. Pengambilan Sampel yang dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Besar sampel adalah 100 responden, 50 lansia aktif dan 50 lansia tidak aktif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi lansia aktif dan tidak aktif di Kota Surakarta dalam mengikuti aktivitas olahraga bersifat autonomus atau dalam melakukan kegiatan berolahraga dengan kehendak sendiri tanpa ada intervensi dari luar sebesar 86%. Dalam perspektif SDT motivasi lansia aktif dan tidak aktif tersebut masuk dalam kategori identified regulation, dan intrinsic motivation, dengan alasan mengikuti kegiatan olahraga rata-rata karena mencapai tujuan pribadi dan benar-benar senang dengan aktivitas olahraga yang dilakukan. Dari 100 lansia aktif dan tidak aktif hanya terdapat 14% lansia aktif dan tidak aktif yang menunjukan motivasi yang bersifat non-autonomus atau dalam melakukan aktivitas aktivitas olahraga dipengaruhi oleh faktor luar seperti dorongan dari keluarga dan perasaan bersalah jika tidak mengikuti aktivitas berolahraga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis motivasi berolahraga pada lansia aktif dan tidak aktif di Kota Surakarta mempunyai motivasi intrinsik yang sangat tinggi, lansia aktif dan tidak aktif dalam melakukan aktivitas berolahraga dengan kehendaknya sendiri tanpa ada dorongan atau faktor dari luar. Tentu penelitian ini jauh dari sempurna, maka pada penelitian kedepannya dapat dilakukan dengan responden yang berbeda dan tempat berbeda serta meneliti lebih mendalam agar hasil dapat digeneralisasikan. Kata Kunci : Lansia, Motivasi, Self-Determination Theory