Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis bentuk-bentuk pemberdayaan yang terjadi dalam program pertanian berkelanjutan di Desa Pundungan, Klaten, yang difasilitasi oleh LSM Gita Pertiwi. Program ini hadir sebagai respons terhadap berbagai permasalahan seperti ketergantungan petani terhadap pupuk kimia, minimnya regenerasi petani muda, dan rendahnya kesejahteraan petani. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi, dengan total 14 informan dan dianalisis menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemberdayaan dilakukan secara partisipatif dan bertahap melalui pelatihan teknis, penguatan kelembagaan, dan integrasi pengetahuan lokal. Terdapat empat bentuk utama pemberdayaan yang diidentifikasi: (1) pembangunan kapasitas melalui pelatihan dan penyediaan sarana produksi; (2) penguatan aspek kemandirian, kepemilikan, dan tanggung jawab petani; (3) peningkatan partisipasi aktif dan aksi kolektif dalam program; dan (4) pemanfaatan nilai-nilai dan pengetahuan lokal, seperti penggunaan buah mojo sebagai bahan pestisida nabati. Dampak dari pemberdayaan ini mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, di mana terjadi peningkatan pendapatan petani, meningkatnya solidaritas antarpetani, serta praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan. Temuan ini menegaskan pentingnya pendekatan lokal, kolaboratif, dan berkelanjutan dalam program pemberdayaan petani menuju sistem pertanian yang lebih baik.