Industri tekstil dan pakaian jadi di Indonesia tengah menghadapi tekanan luar biasa, baik dari sisi internal maupun eksternal. Perlambatan pertumbuhan sektor, fluktuasi ekonomi global, hingga melonjaknya angka pemutusan hubungan kerja menjadi gambaran nyata betapa distress kondisi keuangan dan daya tahan ekonomi sektor tesktil dan pakaian jadi. Dalam situasi penuh ketidakpastian, muncul kebutuhan mendesak untuk memahami faktor-faktor yang memicu financial distress, sebagai langkah awal mengantisipasi krisis yang lebih dalam dan meluas. Penelitian ini secara khusus menelaah peran profitabilitas dan likuiditas dalam memprediksi financial distress pada perusahaan tekstil dan pakaian jadi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2019–2023. Lebih jauh, studi ini juga mengkaji apakah praktik manajemen laba dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh kedua rasio keuangan tersebut. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan analisis data panel dari 16 perusahaan tekstil garment dan pakaian jadi yang dipilih dengan cara pendekatan purposive sampling, penelitian ini mengaplikasikan metode Moderated Regression Analysis (MRA) untuk menggali interaksi variabel secara lebih mendalam dan akurat. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa profitabilitas dan likuiditas berpengaruh positif dan signifikan dalam menurunkan risiko financial distress. Namun, manajemen laba secara langsung tidak terbukti memengaruhi financial distress, meskipun berperan signifikan sebagai moderasi pada pengaruh profitabilitas. Temuan ini menegaskan pentingnya menjaga fundamental keuangan perusahaan dan mengedepankan transparansi agar risiko kebangkrutan dapat ditekan secara optimal. Implikasi praktis dari hasil penelitian ini sangat relevan bagi manajemen perusahaan, investor, maupun regulator dalam menyusun strategi mitigasi risiko dan kebijakan pengawasan yang lebih adaptif.