Budidaya tomat merupakan sektor penting dalam pertanian Indonesia, namun dalam budidayanya tomat sering menghadapi kendala seperti serangan hama dan penyakit serta keterbatasan lahan. Salah satu bentuk inovasi untuk mengatasi masalah ini adalah penerapan sistem tumpang sari, yaitu menanam dua atau lebih jenis tanaman secara bersamaan dalam satu lahan. Tanaman kemangi dipilih sebagai pendamping tomat karena aroma khas kemangi dapat mengusir hama yang menyerang tanaman tomat, serta berpotensi memiliki nilai ekonomis. Tujuan tugas akhir ini untuk mempelajari dan mempraktikkan proses budidaya tanaman tomat dengan tumpang sari tanaman kemangi dari persiapan lahan hingga pascapanen, melakukan strategi dan sistem pemasaran, serta penjualan dalam budidaya tanaman tomat dan tanaman kemangi, dan menganalisis kelayakan usahatani budidaya tanaman tomat dengan tumpang sari tanaman kemangi. Tugas akhir ini dilaksanakan di Desa Munggur, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah yang memiliki ketinggian 184-186 mdpl, suhu rata-rata 20-32°C, dan jenis tanah vulkanik dengan pH netral hingga sedikit asam (pH 6-7) yang ideal untuk sebagian besar tanaman pertanian. Metode tugas akhir meliputi praktik lapang, observasi atau survei lapang, studi pustaka dan dokumentasi. Kegiatan usahatani ini dilakukan dengan 2 perlakuan yaitu P0 (tomat tanpa kemangi) dan P1 (tomat dengan tumpang sari kemangi) untuk mengetahui dan membandingkan dampak tumpang sari kemangi terhadap budidaya tomat. Proses pemasaran meliputi kegiatan analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats), selanjutnya melakukan analisis STP (segmentation, targeting, dan positioning). Kegiatan pemasaran dilakukan secara online dan offline menggunakan bauran pemasaran 4P (Product, Price, Place, dan Promotion). Analisis usahatani keseluruhan usahatani ini dapat dikatakan layak dan menguntungkan untuk dijalankan karena nilai R/C ratio > 1 sebesar 1,17; B/C ratio > 0 sebesar 0,209; dan ROI 5,2%.