×
Khrisnatian Natano’el Wibowo. K7721035. Pembimbing: Dr. Sohidin, S.E., M.Si.,
Akt. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MODEL TEACHING FACTORY
DI SMK NEGERI 3 SUKOHARJO. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2025.
Pembelajaran model Teaching Factory diterapkan guna menciptakan lulusan
pendidikan vokasi yang kompeten dan siap kerja dalam menghadapi pasar
persaingan tenaga kerja. Tujuan evaluasi dalam penelitian ini adalah (1)
mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran model Teaching Factory di SMK
Negeri 3 Sukoharjo, (2) mengidentifikasi kendala yang dialami, (3)
Mengidentidikasi upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala yang
dialami dalam pelaksanaan Teaching Factory. Evaluasi juga dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian penerapan Teaching Factory dengan panduan resmi
Direktorat Pembinaan SMK. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan studi kasus pada Teaching Factory Stigma Resto. Data dikumpulkan dengan
melakukan wawancara kepada PIC Stigma Resto, Wakil Kepala Sekolah Bidang
Humas, dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum. Wawancara dilakukan untuk
memperoleh informasi mengenai pelaksanaan komponen utama dari Teaching
Factory yaitu Jadwal Blok, Produk Barang/Jasa, dan Jobsheet. Hasil menunjukan
bahwa pelaksanaan belum sepenuhnya mengikuti panduan resmi. Sistem Jadwal
Blok yang masih berupa jadwal piket, produk TeFa sebagai media yang perlu
disesuaikan dengan kompetensi yang akan dicapai, penggunaan Jobsheet formal
yang belum terbentuk sesuai dengan panduan resmi hanya sebatas resep sebagai
panduan dalam membuat produk. Pelaksanaan TeFa Stigma Resto dilaksanakan
dengan kesepahaman pengelola, dan perlu untuk dikembangkan saat ini supaya
pelaksanaan pembelajaran model TeFa dapat efektif menjadi media pencapaian
kompetensi siswa sesuai jurusan masing-masing. Kondisi tersebut tercermin dari
kendala utama yaitu belum selarasnya mindset guru dan siswa atas pelaksanaan
TeFa Stigma Resto serta dalam pemenuhan komponen Jobsheet yang belum sesuai
dengan panduan resmi. Pelatihan guru, sosialisasi guru dan siswa serta pelaksanaan
workshop dapat dilakukan supaya model ideal TeFa dapat dilaksanakan, serta dapat
mengembangkan potensi TeFa sebagai edupreneurship dan sumber pendanaan
SMK.