Wilayah pesisir memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap dampak perubahan iklim, seperti kenaikan muka air laut yang dapat memicu banjir rob. Kondisi ini diperparah oleh penurunan muka tanah, di Kota Semarang sebagian besar disebabkan oleh faktor antropogenik berupa pengambilan air tanah dan pembebanan bangunan. Penurunan muka tanah di pesisir timur Kota Semarang, khususnya kawasan Tanjung Mas hingga Genuk, mencapai laju hingga 15 cm per tahun dan berdampak pada infrastruktur, lingkungan, serta perekonomian masyarakat. Upaya mitigasi menjadi penting dalam menekan risiko tersebut, baik melalui mitigasi struktural maupun non-struktural. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kesiapan mitigasi penurunan muka tanah di wilayah pesisir timur Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan analisis spasial berupa overlay dan buffer, analisis pembebanan bangunan, serta analisis intensitas pemanfaatan ruang. Hasil tiap analisis diberi skor, kemudian diolah menggunakan metode skoring untuk menentukan tingkat kesiapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesiapan mitigasi penurunan muka tanah berada pada nilai 16,84 yang termasuk kategori cukup siap. Temuan ini menunjukkan bahwa upaya mitigasi telah dilaksanakan, namun masih memerlukan peningkatan terutama pada infrastruktur air alternatif, keterlibatan lembaga, peningkatan kesadaran, regulasi pajak air tanah, regulasi intensitas pemanfaatan ruang, serta regulasi arahan pola ruang.