×
Kedelai (Glycine max) merupakan bahan baku tempe paling dominan
dengan persentase penggunaan sebesar 57%. Permasalahan keterbatasan kedelai
sebagai bahan baku tempe dan peningkatan permintaan konsumen terhadap tempe
memerlukan inovasi untuk menggantikan atau substitusi kedelai dalam pembuatan
tempe. Limbah kecambah kacang hijau (Vigna radiata L.) hasil dari proses
perendaman kecambah kacang hijau berpotensi dijadikan sebagai bahan baku
substitusi atau pengganti kedelai dalam pembuatan tempe, karena limbah kecambah
kacang hijau diduga memiliki kandungan gizi yang tidak jauh berbeda dengan
kacang hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh substitusi
limbah kecambah kacang hijau (Vigna radiata L.) terhadap karakteristik
fisik (kekerasan), kimia (kadar air, kadar protein total, kadar protein
terlarut, aktivitas antioksidan), dan sensoris (uji kesukaan) tempe kedelai (Glycine
max). Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor.
Data analisis fisik dan kimia dianalisis menggunakan metode One Way ANOVA
dilanjutkan uji DMRT (α=0,05) jika terdapat perbedaan yang signifikan, sedangkan data analisis
sensoris dianalisis menggunakan metode Kruskal Wallis dilanjutkan uji Mann-Whitney
(α=0,05) jika terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa substitusi limbah kecambah kacang hijau pada tempe kedelai dapat
meningkatkan kadar air dan aktivitas antioksidan, namun dapat menurunkan nilai
kekerasan, kadar protein total, kadar protein terlarut, dan tingkat kesukaan
panelis secara overall. Hasil analisis fisik nilai kekerasan tempe
kedelai substitusi limbah kecambah kacang hijau berada pada kisaran 8,12-11,23
N. Hasil analisis kimia kadar air tempe kedelai substitusi limbah kecambah
kacang hijau berada pada kisaran 63,13-65,18%, kadar protein total
21,49-44,27%, kadar protein terlarut 9,11-12,01%, dan aktivitas antioksidan
39,87-44,22%.