Tuberkulosis (TBC) masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat yang signifikan di Kota Surakarta, sehingga memerlukan metode peramalan yang akurat untuk mendukung strategi pengendalian yang efektif dan terencana. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai  MAPE antara model ARIMA dan hibrida ARIMA-NN dalam upaya meramalkan jumlah kasus TBC bulanan di wilayah Surakarta. Model hibrida ini selanjutnya dibandingkan dengan model ARIMA. Data penelitian yang digunakan adalah data kasus TBC bulanan dari Januari 2019 hingga September 2024 yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta. Data dibagi menjadi dua yaitu data training periode Januari 2019 samapai dengan Desember 2023 dan data testing periode Januari 2024 sampai dengan September 2024. Data training dimodelkan menggunakan ARIMA(0,1,1) selanjutnya residu ARIMA dimodelkan menggunakan NN, Model ARIMA digunakan untuk menangkap pola linier sedangkan  model NN digunakan untuk menangkap pola non linier. Peramalan hibrida dibentuk dengan menjumlahkan hasil peramalan ARIMA dan Peramalan NN. Model ARIMA (0,1,1) merupakan model ARIMA terbaik dengan nilai MAPE sebesar 15,49%pada data training dan 10,53% pada data testing. Sedangkan model hibrida ARIMA(0,1,1)-NN yang dikembangkan menunjukkan kinerja peramalan yang lebih baik, dengan nilai MAPE sebesar 4,14%pada data training dan 6,43%pada data testing. Hasil ini mengindikasikan bahwa pendekatan hibrida ARIMA-NN menawarkan potensi peningkatan akurasi dibandingkan model ARIMA dalam konteks peramalan kasus TBC di Surakarta.