Hadiyana Arief Hafiz, NIM S512108002, 2025. “Keamanan Latihan Resistensi Dalam Program Rehabilitasi Jantung Fase 1 Pada Pasien Sindroma Koroner Akut Dengan Gagal Jantung Pasca Intervensi Koroner Perkutan”. Tesis. Pembimbing I : dr. Astri Kurniati Martiana, SpJP, Subsp.P.R.Kv(K), FIHA. Pembimbing II : Dr. dr. An Aldia Asrial, SpJP, FIHA. Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Jantung dan Pembuluh Darah, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.Latar Belakang : Sindroma Koroner Akut merupakan salah satu penyakit jantung yang terbanyak saat ini. pada fase awal SKA akan terjadi fase inflamasi yang menjadi fase penentu untuk terjadinya penurunan fungsi dari jantung. saat ini sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa latihan resistensi sebagai tambahan dari latihan aerobik pada pasien SKA dapat menurunkan faktor inflamasi seperti IL6 dan TNF alfa hingga peningkatan kapasitas fungsional. Namun, dilakukanya latihan resistensi lebih awal (2-3 hari pasca IKP) belum ada hingga saat ini.Tujuan : Mengevaluasi keamanan latihan resistensi dini sebagai bagian dari rehabilitasi jantung fase I pada pasien dengan sindroma koroner akut dengan gagal jantung pasca intervensi koroner perkutan (IKP). Serta melihat manfaat dari latihan resistensi pada fase 1 pada peningkatan kapasitas fungsional. Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan metode pre dan post, double blind, randomasisasi, dan pada satu tempat penelitian. Sampel di ambil secara berurutan (consecutive sampling). Sampel di ambil dari Juni-Juli 2025 di RSUD dr. Moewardi. Sebanyak 40 pasien SKA dengan gagal jantung di ikut sertakan. Kemanan dan pengukuran kapasitas fungsional dengan UJ6M di evaluasi dalam waktu 1 minggu pasca intervensi. Hasil : Dari 20 pasien yang menjalani latihan resistensi 2-3 hari pasca SKA, tidak didapatkan adanya efek samping seperti nyeri dada,aritmia, pingsan, henti jantung maupun keluhan lain yang membuat berhentinya rehabilitasi jantung. Jika dibandingkan dengan kelompok aerobik tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.05). Namun, terdapat peningkatan kapasitas fungsional yang signifikan pada kelompok resistensi (30.9%) dibandingkan dengan aerobik saja (14.9%) dengan selisih P=0.005. Kesimpulan : Latihan resistensi yang dilakukan pada rehabilitasi jantung fase 1 (2-3  hari) pasca IKP sebagai tambahan dari latihan aerobik aman dilakukan, tidak menyebabkan perubahan hemodinamik yang membahayakan, serta dapat meningkatkan kapasitas fungsional yang signifikan jika dibandingkan dengan latihan aerobik saja.