Penalaran aljabar dalam menyelesaikan masalah matematika adalah proses seseorang dalam melakukan generalisasi objek khusus yang dinyatakan menggunakan simbol atau variabel sebagai objek umum dan melakukan penalaran fungsional untuk mengetahui hubungan fungsional antar variabel untuk menyelesaikan masalah matematika pola bilangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi level-level penalaran aljabar siswa dan mendeskripsikan karakteristik penalaran aljabar pada tiap-tiap level dalam menyelesaikan masalah pola bilangan menggunakan pengembangan level penalaran aljabar oleh Burgos.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data utama berupa penalaran aljabar siswa dalam menyelesaikan masalah pola bilangan. Data diperoleh dari task based interview 10 orang subjek kelas VIII J SMP Negeri 1 Surakarta. Validitas data penalaran aljabar dilakukan dengan uji kredibilitas melalui triangulasi waktu, yaitu melakukan task based interview pada waku yang berbeda. Data tersebut kemudian dianalisis melalui proses reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Dari hasil analisis tersebut selanjutnya dapat diketahui level dan karakteristik penalaran aljabar siswa.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat siswa kelas VIII J SMP Negeri 1 Surakarta yang berada pada level 0.I, level 1.I, level 2.II, dan belum sampai pada level 3.I. Pada level 0.I siswa dapat melibatkan bahasa natural/apa adanya, numerik, bahasa ikonik, maupun isyarat tertentu, objek ekstensif, penalaran rekursif khusus, dan generalisasi aritmatika. Pada level 1.I siswa dapat melibatkan bahasa natural/apa adanya, numerik, bahasa ikonik, maupun isyarat tertentu, objek ekstensif, penalaran rekursif khusus, generalisasi aritmatika, generalisasi aritmatika tingkat tinggi, penalaran fungsional khusus, dan generalisasi faktual. Pada level 2.II siswa dapat melibatkan bahasa natural/apa adanya, numerik, bahasa ikonik, maupun isyarat tertentu, objek ekstensif, penalaran rekursif khusus, generalisasi aritmatika, generalisasi aritmatika tingkat tinggi, penalaran fungsional khusus, generalisasi faktual, penalaran rekursif khusus, generalisasi kontekstual, penalaran fungsional awal (umum), generalisasi simbolik-kontekstual, dan penalaran fungsional parsial. Dan pada level yang belum sampai pada level 3.I siswa dapat melibatkan bahasa natural/apa adanya, numerik, bahasa ikonik, maupun isyarat tertentu, objek ekstensif, penalaran rekursif khusus, generalisasi aritmatika, generalisasi aritmatika tingkat tinggi, penalaran fungsional khusus, generalisasi faktual, penalaran rekursif khusus, generalisasi kontekstual, penalaran fungsional awal (umum), generalisasi simbolik menggunakan cara coba ralat, penalaran fungsional lengkap.