Arifka Maharani. K6421013. Pembimbing:  Dr. Triana Rejekiningsih, S.H., M.Pd. STRATEGI PEMBINAAN KEMANDIRIAN NARAPIDANA DALAM MENDUKUNG RE-INTEGRASI SOSIAL DI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS I SURAKARTA. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret: Juni 2025.

Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis strategi pembinaan kemandirian narapidana dalam mendukung re-integrasi sosial di Rumah Tahanan Negara Kelas I Surakarta. (2) mengidentifikasi hambatan pembinaan kemandirian narapidana dalam mendukung re-integrasi sosial di Rumah Tahanan Negara Kelas I Surakarta.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan penyajian secara deskriptif analisis. Teknik pengambilan sampel pada penelitan ini adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan 4 cara yaitu observasi, wawancara, studi dokumen, dan studi pustaka. Teknik uji validitas data dilakukan dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis data dilakukan dengan teknik reduksi data untuk mendapatkan kesimpulan data.

Simpulan penelitian yang diperoleh yaitu (1) Strategi pembinaan kemandirian narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas I Surakarta dilaksanakan dengan memberikan pelatihan keterampilan berupa keterampilan menjahit, potong rambut, laundry, handycraft, sablon DTF, bengkel otomotif, dan servis elektronik. Selain itu, narapidana juga diberikan pembinaan karakter berupa bimbingan konseling individu dan kelompok untuk melatih mental dan rasa percaya diri pada setiap narapidana. Teori Kewarganegaraan sosial yang dikemukakan oleh T. H. Marshall memberikan landasan teoritis penting dalam memahami urgensi pembinaan kemandirian yang menjadi bentuk nyata pemenuhan hak sosial narapidana. Strategi pembinaan kemandirian yang didasarkan pada civic knowledge, civic skills, dan civic dispositions terbukti saling melengkapi dalam menciptakan narapidana yang siap kembali menjadi warga negara yang berdaya. (2) Strategi pembinaan kemandirian dalam pelaksanaannya terjadi beberapa hambatan. Hambatan internal yaitu: pertama perlunya penguatan kompetensi pedagogik dan vokasional dalam pembinaan kemandirian narapidana, yang mana pembinaan merupakan bagian integral dari strategi pemasyarakatan yang menempatkan narapidana sebagai subjek pendidikan yang perlu dipersiapkan untuk kembali menjalankan perannya sebagai warga negara yang baik. Kedua, latar belakang pendidikan narapidana yang berbeda mengakibatkan ketimpangan dalam pemahaman dan keterlibatan narapidana dalam pembinaan kemandirian. Hambatan eksternal yaitu: pertama, minimnya kerja sama dengan lembaga pendidikan menyebabkan pembinaan kemandirian narapidana cenderung sumber daya internal. Kedua, stigma negatif dari masyarakat terhadap mantan narapidana yang menghambat proses re-integrasi sosial, karena mereka seringkali dianggap sebagai individu yang sulit dipercaya dan berpotensi mengulangi tindakan kriminal.