Di era Society 5.0, inovasi dalam pemenuhan kebutuhan hidup menjadi penting, seiring dengan dorongan pembangunan berkelanjutan yang bertujuan memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan generasi mendatang. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan keterbatasan lahan, bangunan gedung menjadi solusi hunian dan aktivitas masyarakat, sehingga industri konstruksi menimbulkan masalah lingkungan akibat waste material yang tinggi dari kegiatan pembangunan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan waste material konstruksi dan mencari solusi untuk mengatasi waste material, serta memberikan dampak positif bagi pelaksanaan konstruksi. Pendekatan dilakukan melalui studi proyek ore dryer control room building pada pekerjaan struktural dan arsitektural dengan menggunakan metode pareto law 20-80, metode integer linear programming (ILP), dan penelitian sebelumnya sebagai pembanding untuk mengevaluasi apakah tindakan yang diambil oleh proyek sudah sejalan dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) dalam pengelolaan waste yang lebih optimal.

Hasil analisis menggunakan metode pareto menunjukkan bahwa volume waste yang dihasilkan oleh material besi tulangan D25, D22, dan D16 sebesar 2255 kg, 695 kg, dan 622 kg. waste level masing-masing sebesar 6,73%, 6,41%, dan 7,20%. Dengan waste cost sebesar Rp814.808.012,44. Analisis menggunakan metode ILP didapatkan penghematan pemotongan besi tulangan D25 sebesar 8,77?n besi tulangan D22 sebesar 36,31%. Pengelolaan waste dengan prinsip 3R terhadap waste material besi tulangan. Penerapan prinsip 3R menjadi strategi yang sangat penting untuk mengurangi volume waste, meningkatkan efisiensi penggunaan material, dan mendukung pembangunan berkelanjutan.