Limbah kecambah kacang hijau merupakan biji kacang hijau terapung yang didapatkan dari proses penyortiran kacang untuk kecambah kacang hijau. Limbah tersebut biasanya hanya dibuang atau dimanfaatkan sebagai pakan burung karena tidak mampu berkecambah. Limbah kecambah kacang hijau tersebut diduga masih mengandung gizi yang dapat dimanfaatkan menjadi produk fermentasi berupa tempe. Menurut penelitian sebelumnya tempe kacang hijau cenderung kurang disukai oleh panelis sehingga diperlukan substitusi dengan kacang-kacangan lain yang dapat meningkatkan nilai kesukaan tempe, seperti kacang tanah. Berdasarkan penelitian sebelumnya tempe kacang tanah memiliki tingkat kesukaan mendekati tempe kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula terbaik tempe limbah kecambah kacang hijau substitusi kacang tanah dan mengetahui pengaruh substitusi terhadap sifat fisik, kimia, dan organoleptik (hedonik) tempe limbah kecambah kacang hijau. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan variasi rasio komposisi limbah kecambah kacang hijau dan kacang tanah (100%:0%; 80%:20%; 60%:40%; 40%:60%; 20%:80%). Data sifat fisik dan kimia dianalisis menggunakan ANOVA (α=0,05) dilanjutkan dengann analisis DMRT (α=0,05), sedangkan data organoleptik dianalisis dengan Kruskal-Wallis (α=0,05) dan dilanjutkan dengan Mann Whitney (α=0,05). Hasil menunjukkan substitusi kacang tanah berpengaruh nyata terhadap peningkatan kekerasan dan tingkat kesukaan panelis serta penurunan kadar air, kadar protein terlarut, dan aktivitas antioksidan. Sementara itu, substitusi kacang tanah tidak berpengaruh nyata terhadap kadar protein total. Formula tempe limbah kecambah kacang hijau terpilih terbuat dari 40% limbah kecambah kacang hijau dan 60% kacang tanah yang mengandung kadar air sebesar 46,02%, protein 21,8%, protein terlarut 8,4%, dan aktivitas antioksidan 26,64%.