Pertanian berkelanjutan kini menjadi fokus utama dalam pengembangan teknologi budidaya tanaman, terutama dengan mengurangi pupuk anorganik yang berlebihan. Pupuk organik cair (POC) mulai banyak dikembangkan karena dapat meningkatkan kualitas tanah dalam jangka panjang. Ampas kopi memiliki potensi sebagai bahan baku POC. Penelitian sebelumnya menggunakan tiga jenis ampas kopi yang difermentasi selama 20 hari dan diuji pada tanaman kangkung darat. Hasilnya menunjukkan bahwa pH POC masih tergolong masam yang menghambat pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki kualitas POC, terutama pH. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah memperpanjang waktu fermentasi yang diharapkan dapat meningkatkan pH POC. Selada (Lactuca sativa L.) dipilih sebagai tanaman uji karena popularitasnya dan kandungan gizinya yang tinggi. Tujuan penelitian ini antara lain mendapatkan kombinasi antara lama fermentasi dan konsentrasi POC ampas kopi arabika yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil selada, mendapatkan lama fermentasi POC ampas kopi arabika yang lebih baik untuk pertumbuhan dan hasil selada optimum, serta mendapatkan konsentrasi POC ampas kopi arabika yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil selada optimum.

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Percobaan Fakultas Pertanian UNS, Jumantono pada Oktober-Desember 2024. Penelitian ini menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 2 faktor perlakuan yaitu lama fermentasi dan konsentrasi POC. Faktor pertama yaitu lama fermentasi dengan dua taraf perlakuan, antara lain 30 dan 40 hari. Faktor kedua yaitu konsentrasi, antara lain tanpa POC, 5, 10, dan 15 ml/L. Dengan demikian terdapat 8 kombinasi perlakuan, masing-masing diulang 4 kali, setiap satuan percobaan terdiri atas 6 polibag dan setiap polibag diisi 1 tanaman sehingga terdapat 192 tanaman. Pelaksanaan penelitian terdiri dari pembuatan POC ampas kopi arabika, persiapan bahan tanam, analisis tanah dan POC awal, persiapan tempat percobaan dan media tanam, penanaman, pemeliharaan, aplikasi POC, dan panen. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, panjang akar, bobot segar brangkasan, bobot kering brangkasan, kandungan klorofil, kandungan protein, dan laju asimilasi bersih.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH, P total, dan K total POC ampas kopi arabika telah memenuhi standar mutu, sedangkan N total dan C organik belum memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan. Aplikasi POC ampas kopi arabika dengan kombinasi lama fermentasi 30 hari dan konsentrasi 5 ml/L menghasilkan jumlah daun terbanyak sebesar 5,67 helai dan luas daun tertinggi sebesar 8.336,40 mm², tetapi belum dapat memberikan pertumbuhan dan hasil selada yang optimum. Lama fermentasi (30 dan 40 hari) dan konsentrasi POC (0, 5, 10, dan 15 ml/L) belum mampu memberikan pertumbuhan dan hasil selada yang optimum. Hal tersebut disebabkan oleh kandungan unsur hara dalam POC belum mencukupi kebutuhan hara selada. Selain itu, penyemprotan POC hanya pada permukaan atas daun mengurangi efektivitas difusi melalui stomata, yang umumnya lebih banyak terdapat di bagian bawah daun selada. Frekuensi aplikasi satu kali dalam satu minggu belum mencukupi kebutuhan hara secara kontinu sehingga kurang optimum dalam mendukung pertumbuhan dan hasil selada.