Penelitian ini untuk mengetahui seberapa baik transaksi teller Bank Muamalat Kantor Cabang Surakarta bekerja dengan sistem core banking. Demi akurasi dan efisiensi, digitalisasi perbankan mendorong pemanfaatan teknologi terintegrasi. Sejak didirikan, Bank Muamalat Indonesia, sebuah bank syariah, telah membangun infrastruktur perbankan inti. Bank ini memulai proyek "Transformasi Digital Muamalat" (MDT) pada tahun 2019 dengan tujuan menjadikan layanan teller sebagai bagian penting dari operasional perusahaan. Tujuan studi ini adalah memahami perilaku teller, tantangan yang dihadapi, dan evaluasi mereka terhadap ketepatan dan kecepatan sistem perbankan inti. Pendekatan kualitatif fenomenologi digunakan untuk mengumpulkan data di Bank Muamalat KC Surakarta melalui dokumentasi, wawancara teller serta observasi. Berdasarkan temuan ini, sistem Muamalat Core Banking (MCB) berbasis Oracle Flexcube sangat berguna untuk mengelola berbagai transaksi teller, termasuk transaksi tunai, tunai dan non-tunai, transfer uang, dan transaksi lengkap yang dikelola oleh Muamalat Payment Online Mitra (MPOM). Menggunakan pemrosesan data otomatis, sistem ini mempercepat layanan, meningkatkan efisiensi waktu, dan menurunkan risiko kegagalan dan akurasi sekitar 90%. Meskipun berfungsi dengan baik, masih terdapat beberapa masalah teknis seperti kesalahan sistem, erorr, dan keterbatasan internet, serta masalah non-teknis seperti pembatasan transaksi valuta asing dan tekanan nasabah. Bank Muamalat mengatasi hal ini dengan mengadakan pelatihan rutin dan tim IT yang responsif, serta berfokus pada peningkatan keterampilan komunikasi para teller. Secara keseluruhan, sistem perbankan inti merupakan fondasi yang kokoh bagi operasional, tetapi peningkatan berkelanjutan dalam infrastruktur, pemeliharaan sistem, dan pengembangan staf tetap penting untuk layanan yang lebih baik dalam kinerja jangka panjang.