Tapis Jung Sarat, Tapis Dewasano dan Tapis Kaca merupakan tekstil tradisi yang memiliki peranan dan arti penting bagi masyarakat adat Pepadun dan Saibatin. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna simbolik dibalik wujud estetis Tapis Jung Sarat, Tapis Dewasano dan Tapis Kaca dengan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana latar belakang budaya dan tradisi munculnya kain tapis di Lampung? (2) Bagaimana interpretasi simbol dan visual yang terdapat pada Tapis Jung Sarat, Tapis Dewasano dan Tapis Kaca?  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan antropologi seni dan interpretatif Clifford Geertz. Data diperoleh melalui teknik observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Penelitian ini berfokus pada latar budaya masyarakat Lampung yang memengaruhi penciptaan kain tapis dan bagaimana makna simbolik muncul. Lokasi penelitian dilakukan di Jakarta dan Bandar Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tapis Jung Sarat, Tapis Dewasano, dan Tapis Kaca merupakan kain tradisi yang mencerminkan sistem sosial, spiritualitas, nilai-nilai estetika, dan identitas masyarakat adat Lampung. 2). Makna simbolik yang dilekatkan dalam setiap ragam hias dan teknik pembuatan kain tapis adalah wujud tradisi turun temurun yang menjadi pedoman hidup bagi masyarakat adat.