Pendapatan petani perlu ditingkatkan melalui berbagai strategi, mulai dari pengelolaan sistem usahatani hingga sistem penjualan hasil panen. Sektor pertanian memegang peranan penting dalam menunjang perekonomian Indonesia, di mana padi merupakan komoditas strategis sebagai sumber pangan pokok nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung pendapatan usahatani padi sawah serta menganalisis sistem penjualan dan faktor-faktor yang memengaruhi pendapatan usahatani padi sawah di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten. Penelitian menggunakan data primer yang diperoleh dari 60 responden petani padi sawah, yang dipilih dengan teknik proportional random sampling. Data dianalisis menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan petani yang menggunakan sistem tebasan sebesar Rp13.244.837/Ha/MT lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan petani yang menerapkan sistem non-tebasan (penjualan gabah kering panen atau GKP) sebesar Rp23.225.457/Ha/MT. Petani menerapkan dua sistem penjualan utama, yaitu sistem tebasan dan sistem non-tebasan. Berdasarkan uji t, variabel luas lahan, biaya pupuk, biaya pestisida, dan sistem penjualan terbukti berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani padi sawah di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten. Oleh karena itu, hasil penelitian ini mengharapkan petani dapat mengoptimalkan penggunaan biaya produksi, khususnya pupuk dan pestisida, secara efisien serta memilih strategi penjualan hasil panen yang tepat untuk meningkatkan pendapatan usahatani padi sawah.