Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan utang luar negeri di negara ASEAN-5 yang meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina selama periode 2013–2023. Utang luar negeri memiliki peranan strategis dalam pembiayaan pembangunan, namun akumulasi utang yang tidak terkendali dapat mengancam stabilitas ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode regresi data panel fixed effect model (FEM) untuk mengkaji pengaruh keterbukaan ekonomi, indeks persepsi korupsi (CPI), Produk Domestik Bruto (PDB), dan nilai tukar terhadap utang luar negeri. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari World Bank dan Transparency International. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel PDB dan nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap utang luar negeri, sedangkan keterbukaan ekonomi dan CPI tidak berpengaruh. Temuan ini mengindikasikan bahwa peningkatan pertumbuhan ekonomi dan depresiasi mata uang dapat menambah utang luar negeri di negara ASEAN-5, sementara peningkatan keterbukaan perdagangan dan korupsi cenderung mengurangi utang luar negeri. Dengan demikian, pengelolaan utang yang berkelanjutan memerlukan strategi fiskal yang memperkuat pertumbuhan ekonomi, menjaga stabilitas nilai tukar, serta memperbaiki transparansi dan akuntabilitas publik di negara-negara ASEAN-5.