×
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis simbolisasi dan konstruksi
makna dalam cerpen-cerpen bertema mistis dan horor karya Eka Kurniawan
dalam antologi Kumpulan Budak Setan (2010) dengan menggunakan pendekatan
semiotika Roland Barthes. Permasalahan yang dikaji mencakup bagaimana lima
kode naratif Barthes yakni, kode hermeneutik, semik, simbolik, proairetik, dan
kultural, diidentifikasi dan diterapkan dalam teks, serta bagaimana penerapan
kode-kode tersebut mengungkap makna tersembunyi di balik narasi horor dan
unsur takhayul.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan teknik
baca, catat, dan interpretasi kontekstual. Teori Semiotika Barthes digunakan untuk
menguraikan sistem tanda dan jaringan makna dalam teks sastra. Data primer
berupa kutipan dari empat cerpen pilihan seperti, Penjaga Malam, Taman Patah
Hati, Riwayat Kesendirian, dan Jimat Sero dengan simbol-simbol relevan. Data
sekunder berasal dari literatur pendukung seperti buku teori, artikel jurnal, dan
sumber ilmiah lain yang berkaitan. Teknik interpretasi dilakukan dengan
mengidentifikasi simbol dalam teks, kemudian menafsirkan maknanya
berdasarkan teori semiotika Barthes, dan menempatkannya dalam konteks sosial
budaya Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerpen-cerpen tersebut
memanfaatkan genre horor dan mitos lokal tidak hanya sebagai elemen estetika,
tetapi sebagai perangkat simbolik sebagai bentuk refleksi kecemasan sosial,
konflik moral, dan ketakutan kolektif. Takhayul dan figur setan dalam cerita
berfungsi sebagai representasi budaya dan ideologi yang berakar pada sistem
moral masyarakat. Dengan demikian, analisis ini memperlihatkan bahwa karya
sastra horor Eka Kurniawan bersifat berlapis, menawarkan ruang interpretasi yang
kompleks dan relevan dengan konteks sosial-budaya Indonesia. Penelitian ini
diharapkan dapat memperkaya wacana kritik sastra Indonesia dengan pendekatan
semiotik serta mendorong pembacaan sastra yang lebih kritis dan kontekstual.