Jahe emprit merupakan salah satu varietas jahe dengan pemintaan dalam negeri dan luar negeri yang besar. Permintaan jahe emprit yang tinggi ini menimbulkan upaya meningkatkan produktivitas salah satunya dengan penggunaan bahan kimia. Adanya permintaan jahe emprit organik membuat sebagian petani tetap mempertahankan membudidayakan dengan organik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya, pendapatan, kelayakan, dan pengelolaan limbah usahatani jahe emprit organik dan non organik di Kabupaten Wonogiri. Metode dasar penelitian adalah kuantitatif. Lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Wonogiri karena merupakan kecamatan dengan luas produksi terbesar di Kabupaten Wonogiri. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Analisis Biaya, pendapatan, dan kelayakan; (2) Uji Independent Sample T-test untuk membandingkan biaya, pendapatan, dan kelayakan antara usahatani jahe emprit organik dan non organik; (3) Mendeskripsikan pengelolaan limbah pada usahatani jahe emprit organik dan non organik. Hasil penelitian didapatkan biaya jahe emprit non organik lebih besar dimana selisih rata-rata antara biaya usahatani jahe emprit organik dan non organik yaitu sebesar Rp17.515.091,-/Ha/MT. Pendapatan jahe emprit organik lebih tinggi dari non organik dengan selisih rata-rata sebesar Rp16.335.669/Ha/MT. Hasil kelayakan (R/C ratio) jahe emprit organik lebih besar dari non organik yaitu selisih rata-rata sebesar 0,5. Hasil uji t-test memberikan hasil bahwa ada perbedaan antara biaya, pendapatan, dan kelayakan antara usahatani jahe emprit organik dan non organik. Pengelolaan limbah pertanian usahatani jahe emprit organik dan non organik di dominasi dengan melakukan pembuangan limbah pertanian di lahan.