Anisa Caroline. K4421014. Pembimbing I: Prof. Dr. Djono, M.Pd. PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DALAM KURIKULUM MERDEKA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 1 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2025.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) pemahaman guru sejarah SMA Negeri 1 Surakarta terhadap pembelajaran berdiferensiasi, (2) perencanaan pembelajaran berdiferensiasi, (3) implementasi pembelajaran berdiferensiasi di pembelajaran sejarah, dan (4) hambatan yang dihadapi guru.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan meliputi informan (guru sejarah, guru BK, dan siswa SMAN 1 Surakarta), peristiwa pembelajaran berdiferensiasi pada mata pelajaran sejarah, dan dokumen (modul ajar, dokumen pemetaan kebutuhan belajar siswa, dan jurnal yang relevan). Teknik pengumpulan sample dilakukan dengan porposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, analisis dokumen, dan melalui angket. Teknik uji validitas yang digunakan adalah triangulasi metode dan sumber data. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis interaktif.Hasil penelitian ini sebagai berikut. Pertama, guru memiliki pemahaman yang baik mengenai konsep pembelajaran berdiferensiasi, khususnya dalam mengintegrasikan tiga aspek kebutuhan belajar siswa (kesiapan, minat, dan profil belajar) ke dalam empat komponen diferensiasi (konten, proses, produk, dan lingkungan belajar). Kedua, penyusunan perencanaan pembelajaran sejarah berupa modul ajar, guru telah merancang pembelajaran sejarah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi. Ketiga, penerapan pembelajaran berdiferensiasi di mata pelajaran sejarah mencakup tiga tahapan, yaitu (1) tahap pemetaan kebutuhan belajar siswa, dilakukan oleh guru BK dan bekerja sama dengan tim psikologi sebagai pendukung pembelajaran berdiferensiasi, (2) tahap pelaksanaan, dilakukan dengan mengintegrasikan empat komponen diferensiasi, yaitu konten, proses, produk, dan lingkungan belajar melalui model pembelajaran berbasis proyek. Namun diferensiasi lingkungan belum optimal dilakukan dalam mengelompokkan siswa berdasarkan kebutuhan belajarnya, (3) tahap evaluasi melalui asesmen diagnostik (kognitif dan non-kognitif), formatif, dan sumatif. Keempat, hambatan yang dihadapi guru meliputi keterbatasan waktu, kesulitan dalam mengidentifikasi dan mengelompokkan kebutuhan belajar siswa, serta kendala dalam hal dana dan keamanan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan antara lain melalui kerjasama dengan guru dan pihak luar, komunikasi intensif dengan siswa, serta pelatihan, workshop, dan In House Training (IHT).