Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari penderitaan yang  disebabkan oleh tragic event dalam hidupnya, tidak terkecuali pada  individu dewasa muda yang mengalami kematian kedua orang tua.  Kematian kedua orang tua yang mengharuskan individu dewasa muda  untuk mengambil alih tanggung jawab dalam keluarga adalah situasi  tragic event yang tidak dapat terhindarkan. Kebermaknaan hidup  seseorang menentukan bagaimana ia memproses situasi sulit dan  penderitaan yang dialaminya. Penelitian ini menggunakan pendekatan  fenomenologis untuk mengungkap gambaran proses penemuan  kebermaknaan hidup pada individu dewasa muda yang mengalami  kematian kedua orang tua. Wawancara, observasi, dan daftar riwayat  hidup digunakan untuk mengumpulkan data, kemudian dianalisis  menggunakan teknik Interpretative Phenomenological Analysis (IPA).  Subjek dalam penelitian ini adalah perempuan berusia 22 tahun dan laki laki berusia 24 tahun yang mengalami kematian kedua orang tua sejak  tahun 2022 dan 2020. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa situasi  tragic event kedua subjek berhubungan dengan tanggung jawab finansial  dan kendala dalam bekerja. Kedua subjek mengalami peghayatan tak  bermakna sebagai konsekuensi dari kehilangan orang tua, yang kemudian  muncul dalam perilaku kompensasi seperti pengabaian terhadap perasaan  diri sendiri dan mencari pekerjaan secepatnya meskipun masih merasakan  shock atas kehilangan orang tua. Proses penemuan makna hidup pada  kedua subjek diawali dengan penerimaan terhadap realita kondisi diri dan  menyadari tanggung jawab terhadap saudara. Rasa tanggung jawab  tersebut menggerakkan kedua subjek untuk melakukan perubahan sikap  dengan meningkatkan kualitas relasi dengan saudara, juga menemukan  kegiatan terarah dan keikatan diri dalam aktivitas kerja, sehingga kedua  subjek dapat mencapai kondisi hidup bermakna dan bahagia. Resiliensi  dan dukungan sosial menjadi faktor berhubungan dengan bagaimana  subjek merespons penderitaan dan menemukan kebermaknaan hidup.