Harga gabah yang cenderung anjlok saat musim panen menjadi permasalahan utama bagi petani padi di Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri. Untuk mengatasi hal tersebut, sebagian petani menerapkan sistem tunda jual dengan harapan memperoleh harga jual yang lebih tinggi setelah musim panen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sistem tunda jual Gabah Kering Panen (GKP) terhadap pendapatan petani serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi keputusan petani dalam menjual hasil panennya. Metode penelitian yang digunakan adalah kausal komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive dan quota sampling terhadap 100 responden yang terdiri dari 50 petani tunda jual dan 50 petani langsung jual. Analisis data meliputi analisis usahatani, uji t yang digunakan untuk melihat rata-rata pendapatan, serta analisis regresi logistik untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan penjualan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan petani tunda jual sebesar 14.700.231/Ha/MT, lebih tinggi dibandingkan petani langsung jual sebesar Rp9.887.845/Ha/MT. Uji t menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kedua kelompok. Hasil regresi logistik menunjukkan bahwa variabel pengalaman usahatani, produksi, pendapatan rumah tangga, dan jumlah tanggungan berpengaruh signifikan terhadap keputusan petani dalam menjual hasil panennya. Dengan demikian, sistem tunda jual terbukti mampu meningkatkan pendapatan petani dan menjadi strategi adaptif terhadap fluktuasi harga gabah.