Hubungan merokok dengan angka kejadian tuberkulosis paru di RSUD DR. Moewardi Surakarta
Penulis Utama
:
Yuliyanti Purnamasari
NIM / NIP
:
G0006225
×ABSTRAK
Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit saluran pernapasan bagian bawah yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kebiasaan merokok merupakan risiko untuk terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Merokok meningkatkan prevalensi kejadian tuberkulosis paru. Merokok dapat memperlemah paru dan menyebabkan paru lebih mudah terinfeksi kuman tuberkulosis. Asap rokok dalam jumlah besar yang dihirup dapat meningkatkan risiko keparahan tuberkulosis, kekambuhan dan kegagalan pengobatan tuberkulosis. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan merokok dengan angka kejadian tuberkulosis paru.
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observational dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive random sampling dan didapatkan 70 sampel dengan 35 pasien tuberkulosis dan 35 tanpa tuberkulosis sebagai kontrol. Pengambilan sampel antara kasus dan kontrol dilakukan matching. Data tersebut kemudian dianalisis kebiasaan merokoknya lalu diuji melalui uji chi-kuadrat dan odds ratio yang diolah menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara merokok dengan angka kejadian tuberkulosis paru. Perokok memiliki risiko untuk mengalami tuberkulosis 3 kali lebih besar daripada bukan perokok benar (OR = 3,333; p = 0,016 ). Perokok kretek non filter memiliki risiko untuk mengalami tuberkulosis 5 kali lebih besar daripada perokok kretek berfilter (OR = 5,333 ; p = 0,009). Perokok dengan isapan berat memiliki risiko untuk mengalami kejadian tuberkulosis 4 kali lebih besar daripada perokok dengan derajat isapan ringan (OR = 4,958 ; p = 0,011 ). Adanya hubungan yang signifikan antara derajat berat merokok berdasarkan indeks brinkmann terhadap kejadian tuberkulosis paru (OR = 1,340 ; ² = 10,376 ; p = 0,006 ).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa merokok berhubungan kuat dengan angka kejadian tuberkulosis paru. Disarankan bagi penderita tuberkulosis untuk menghentikan merokok, karena akan menambah keparahan penderita tuberkulosis paru dan memperlambat progresivitas perburukan faal paru. Disamping itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang yang lebih banyak, dilakukan di lokasi yang mempunyai perokok putih yang lebih banyak pula supaya dapat mewakili populasi secara keseluruhan.
Kata Kunci : Merokok – Tuberkulosis paru
ABSTRACT
Pulmonary Tuberculosis is one disease lower respiratory tract caused by Mycobacterium tuberculosis. Smoking is a risk for Mycobacterium tuberculosis infection. Smoking increases the prevalence of pulmonary tuberculosis incidence. Smoking can weaken the lungs and cause lung more easily infected with tuberculosis germs. In cigarette smoke is inhaled large amounts may increase the severity of the risk of tuberculosis, relapse and failure of treatment of tuberculosis. The study was conducted to determine the relationship of smoking with pulmonary tuberculosis incidence rate.
The kind of this research is observational analytic research with cross sectional approach. Sampling is done by purposive random sampling method and obtained 70 samples of 35 patients with tuberculosis and 35 without tuberculosis as control. Sampling between cases and matched controls performed. The data is then analyzed smoking was tested by chi-square test and odds ratio are processed using the program Statistical Product and Service Solution (SPSS) for Windows.
The results showed a significant relationship exists between smoking with the incidence of pulmonary tuberculosis. Smokers are at risk for having tuberculosis 3 times greater than non-smokers correctly (OR = 3,333; p = 0,016). Non-filter Cigarettes smokers are at risk for having tuberculosis 5 times greater than filter Cigarettes smokers (OR = 5,333; p = 0,009). Smokers with heavy suction are at risk for having tuberculosis incidence 4 times greater than smokers with mild suction degrees (OR = 4,958; p = 0,011). The existence of a significant relationship between the degree of heavy smoking on brinkmann index with pulmonary tuberculosis incidence (OR = 1,340; ² = 10,376 p = 0,006).
The study concluded that smoking is strongly associated with the incidence of pulmonary tuberculosis. It is recommended for patients with tuberculosis to stop smoking, because it will increase the severity of pulmonary tuberculosis patients and slow the progression of deterioration of lung physiology. Besides that, needs to be done further research with a sample more, done at locations that have a white smokers are more in order to represent the population as a whole.
Key words : Smoking – Pulmonary Tuberculosis
×
Penulis Utama
:
Yuliyanti Purnamasari
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
G0006225
Tahun
:
2010
Judul
:
Hubungan merokok dengan angka kejadian tuberkulosis paru di RSUD DR. Moewardi Surakarta