Penelitian komunikasi pada pendidikan non formal keagamaan jarang dilakukan. Padahal, pendidikan non formal keagamaan juga memiliki manfaat yang sama pentingnya dengan pendidikan formal. Komunikasi pada dunia pendidikan dinilai penting untuk menciptakan interaksi yang baik antara guru dengan orang tua siswa demi mencapai tujuan pendidikan. Salah satu pendidikan non formal keagamaan yaitu Sekolah Sabat Gereja Yesus Sejati Solo berharap agar komunikasi interpersonal antara guru dengan orang tua siswa dapat meningkatkan parental engagement. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi interpersonal antara guru dengan orang tua siswa dalam upaya meningkatkan parental engagement selama pembelajaran Alkitab di rumah. 

Penelitian ini menggunakan teori Self-expansion dari Arthur Aron yang kemudian dikembangkan oleh Brent dkk. Teori ini menjelaskan bahwa keberadaan pihak lain dalam suatu hubungan didasari oleh orientasi terhadap tujuan bersama atau komunal. Indikator self-expansion terdiri atas growth beliefs dan destiny beliefs serta pendukungnya yaitu equity dan uncertainty-management. Melalui penerapan teori ini, komunikasi antara guru dengan orang tua siswa tidak hanya sebatas pertukaran informasi, tetapi juga sebagai sarana memperluas pemahaman masing-masing pihak dalam mendukung siswa selama pembelajaran Alkitab di rumah. 

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang dilakukan pada Februari-Juni 2025. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam (indepth interview) dan dokumentasi. Informan terdiri atas lima orang tua siswa, dua guru, dan Ketua Seksi Pendidikan Agama (SPA) yang ditetapkan melalui teknik purposive sampling. Melalui teknik ini, peneliti menetapkan informan berdasarkan kriteria-kriteria khusus yang telah dipertimbangkan untuk kesesuaian dan kecukupan data. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber karena pengumpulan data berasal dari sumber yang berbeda-beda. Analisis data dilakukan dengan merujuk gagasan dari Miles dan Huberman tentang analisis data model interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga pola komunikasi dalam komunikasi interpersonal antara guru dengan orang tua siswa yaitu primer, sekunder, dan sirkular. Di antara ketiganya, pola komunikasi yang paling dominan adalah pola komunikasi primer. Keberadaan growth beliefs, equity, dan uncertainty-management dalam komunikasi menandakan usaha memelihara relasi yang kuat antara kedua belah pihak. Kendala yang ditemukan berupa kurangnya komunikasi tatap muka, kesulitan memahami pesan media sosial, empati yang kurang ditunjukkan guru, dan kurangnya ruang pribadi dalam berkomunikasi. Kendala-kendala tersebut perlu segera diatasi agar tujuan komunikasi untuk meningkatkan parental engagement dapat lebih optimal.