Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan membekali siswa dengan keterampilan yang dapat diterapkan di dunia kerja. Namun, data menunjukkan bahwa lulusan SMK mendominasi tingkat pengangguran di Indonesia akibat ketidaksesuaian minat dan kebutuhan industri. Optimisme menjadi faktor penting dalam menghadapi tantangan ini, di mana afek positif berperan dalam membangun harapan akan masa depan yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara afek positif dan optimisme pada siswa kelas XII SMKN 3 Surakarta dengan metode kuantitatif dan desain korelasional. Sampel penelitian berjumlah 195 siswa yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Afek positif diukur menggunakan Positive and Negative Affect Schedule (PANAS) dan optimisme diukur dengan Life Orientation Test-Revised (LOT-R). Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson setelah memastikan asumsi normalitas dan linearitas terpenuhi, serta independent sample t-test untuk melihat perbedaan berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif signifikan antara afek positif dan optimisme. Semakin tinggi afek positif seseorang, semakin tinggi pula optimisme yang dimilikinya, yang berada dalam kategori sedang. Selain itu, tidak ditemukan perbedaan signifikan dalam afek positif dan optimisme antara laki-laki dan perempuan. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam meningkatkan optimisme siswa melalui program berbasis psikologi positif, seperti pelatihan regulasi emosi dan motivasi belajar.