Selada (Lactuca sativa L.) merupakan sayuran dengan permintaan yang terus  meningkat, terutama dari sektor industri makanan dan perhotelan. Namun, pada  tahun 2023 produksi selada menurun sehingga diperlukan strategi budidaya yang  efektif agar dapat meningkatkan hasil produksi dan menjaga ketersediaan selada di  pasar dapat terpenuhi secara konsisten. Budidaya hidroponik dengan sistem  Nutrient Film Technique (NFT) menjadi salah satu solusi karena mampu  meningkatkan hasil dan kualitas tanaman selada. Rumah Hidroponik Tirta Arum di  Klaten merupakan tempat budidaya selada dengan sistem NFT. Namun, kapasitas  produksinya masih terbatas dan belum mampu memenuhi permintaan pasar secara  optimal. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik melaksanakan kegiatan tugas  akhir berupa budidaya selada hidroponik dengan sistem sewa di Rumah Hidroponik  Tirta Arum. Kegiatan ini bertujuan untuk mempraktikkan teknik budidaya selada  secara hidroponik dengan sistem NFT, melakukan analisis usahatani meliputi  perhitungan biaya dan keuntungan, serta merancang dan menerapkan strategi  pemasaran. Proses budidaya mencakup persiapan alat dan bahan, penyemaian  benih, pembuatan larutan nutrisi, pembersihan instalasi hidroponik, pindah tanam  ke talang peremajaan, pindah tanam ke talang pendewasaan, perawatan, panen dan  pascapanen. Budidaya selada caipira di Rumah Hidroponik Tirta Arum  menghasilkan nilai efisiensi usahatani yang sedikit lebih rendah dibandingkan  dengan budidaya selada di Bejo Hidroponik. Secara teknis, hal ini terlihat dari hasil  panen yang lebih sedikit, sedangkan secara ekonomis keuntungan yang diperoleh  juga lebih rendah. Perancangan strategi pemasaran diawali dengan melakukan riset  harga diberbagai saluran distribusi, kemudian menetapkan segmentasi pasar di  Klaten yang mencakup semua kalangan. Produk diposisikan sebagai selada  hidroponik premium dan berkualitas, namun lebih terjangkau dibanding produk  sejenis. Kegiatan romosi dilakukan melalui media sosial dan secara offline di Car  Free Day Klaten.