Melon adalah salah satu komoditas hortikultura yang telah lama dibudidayakan di Indonesia. Melon memerlukan unsur hara terutama N untuk pertumbuhan dan produksi melon. Melon yang ditanam di tanah marjinal, umumnya terkendala oleh kandungan hara pada tanah. Entisols memiliki kandungan Nitrogen yang sedikit dan tergolong rendah dengan kisaran nilai 0,13%. Entisols memiliki tekstur berpasir, struktur lepas, permeabilitas cepat, daya menahan dan menyimpan air yang rendah, hara yang rendah dan bahan organik yang rendah, maka perlu upaya untuk membenahi sifat Entisols melalui pemupukan. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh dari penggunaan Biofilm Biofertilizer, pupuk organik, dan NPK terhadap kepadatan populasi BPN Non-Simbiotik, N Total tanah, dan Hasil Melon. Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Biofilm Biofertilizer, pupuk organik, dan NPK, berpengaruh nyata terhadap sifat Entisols dan hasil melon di Entisols. Perlakuan F1B2P1 (8,22 x 106 CFU/ml) berhasil meningkatkan kepadatan BPN Non-Simbiotik sebesar 42,95% dari perlakuan kontrol (5,75 x 106 CFU/ml). Perlakuan F1B2 (Formula BiO2 tipe 1 + 80 ton/ha PKS) & F2B2 (Formula BiO2 tipe 2 + 80 ton/ha PKS) meningkatkan kandungan N total tanah pada Entisols sebesar 13,2%. Perlakuan F0P1 (Tanpa BiO2 + NPK 50%) meningkatkan berat buah sebesar 505 gram atau meningkat sebanyak 65,03% dari perlakuan F0P0. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pemberian kombinasi pupuk hayati BiO2 dan pupuk kandang sapi dapat mengurangi dosis pupuk NPK pada melon yang ditanam menggunakan pot dengan Entisols, maka diperlukan penelitian lanjutan di lahan terbuka yang ditanami tanaman melon.