Kekerasan seksual terhadap anak merupakan isu serius yang tidak hanya berdampak pada fisik korban, tetapi juga menimbulkan luka psikologis jangka panjang. Meskipun demikian, isu ini masih sering dipahami secara terbatas sebagai kasus hukum tanpa melihat kompleksitas psikologis yang menyertainya, terutama dari sisi pelaku. Oleh karena itu, tugas akhir ini bertujuan untuk menyampaikan realitas psikologis dari pelaku dan korban kekerasan seksual terhadap anak melalui medium film dokumenter dengan pendekatan naratif dan empatik. Proses produksi dilakukan dengan metode kualitatif, melalui wawancara mendalam dengan pelaku yang saat ini menjadi warga binaan, orang tua korban, psikolog dan psikiater. Penulis berperan sebagai scriptwriter dan sutradara. Menyusun alur cerita berdasarkan hasil Observasi serta mengarahkan visualisasi dengan pendekatan ekspositori, observasional, dan reflektif. Unsur simbolik seperti balon merah dan boneka digunakan untuk memperkuat makna emosional dan membangun pengalaman menonton yang reflektif. Hasil akhir dari proses ini adalah sebuah film dokumenter berdurasi 20 menit 47 detik yang secara visual dan naratif merepresentasikan kondisi psikologis di balik tindak kekerasan seksual terhadap anak. Film ini menyampaikan bahwa dampak psikologis tidak hanya dialami oleh korban, tetapi juga kepada pelaku yang kerap luput dari perhatian masyarakat. Kesiumpulan dari karya ini menunjukan bahwa film dokumenter dapat menjadi medium komunikasi yang kuat dalam menyuarakan isu psikologis secara empatik, informatif dan etis.