Film dokumenter berjudul ”Tlompak” mengangkat kisah tentang Tradisi Sungkem Tlompak yang dilaksanakan oleh masyarakat Dusun Keditan dan Gejayan, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang. Tradisi ini dilakukan setiap tanggal 5 bulan Syawal sebagai wujud ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penghormatan terhadap nenek moyang, serta sebagai gambaran hubungan manusia dengan alam.Laporan ini disusun untuk menjelaskan peran dan kontribusi penulis dalam kapasitasnya sebagai camera person dalam proses produksi film dokumenter “Tlompak”. Dalam proses pembuatan film ini, penulis bertanggung jawab sebagai camera person yang memiliki peran penting dalam kualitas pengambilan gambar. Sebagai camera person penulis memastikan gambar yang diambil sudah sesuai dengan alur cerita. Dalam pembuatan karya film dokumenter, penulis selaku camera person memiliki peran penting dalam proses praproduksi sampai pascaproduksi. Dimulai dengan pascaproduksi, penulis mempersiapkan kebutuhan produksi seperti riset, penyusunan panduan, melakukan recce, serta menentukan peralatan produksi yang akan digunakan di lapangan. Pada tahap produksi, penulis melakukan aktivitas pengambilan gambar wawancara dan footage pendukung yang diawali dengan pengecekan kelengkapan alat, pengaturan kamera, pengaturan cahaya, dan pengambilan suara. Pada pascaproduksi, penulis membantu editor dalam memeriksa hasil footage yang akan digunakan. Tentu saja dalam pembuatan karya, penulis tidak dapat bekerja sendiri dan perlu bekerja sama serta menjalin komunikasi yang baik dengan rekan tim. Dengan peran camera person yang kreatif dan bertanggung jawab, dokumenter ini dapat mencapai tujuan awal, yaitu agar masyarakat umum mengetahui peran Sungkem Tlompak sebagai local wisdom serta ketertarikan terhadap tradisi yang turun temurun sebagai simbol identitas lokal masyarakat, leluhur, dan alam.