Makna Tradisi Merti Bumi bagi Masyarakat Desa Terung Kabupaten Magetan
Penulis Utama
:
M. Hafiz Mushofa
NIM / NIP
:
K8421028
×<p class="MsoNormal" xss=removed><span lang="IN" xss=removed>Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengkaji makna



tradisi Merti Bumi bagi masyarakat Desa Terung, Kecamatan Panekan, Kabupaten



Magetan. Penelitian ini menggunakan pendekatan tafsir kebudayaan Clifford



Geertz yang menekankan pada pentingnya penafsiran simbol dalam memahami



kebudayaan. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif interpretatif. Peneliti melakukan observasi langsung, wawancara mendalam, dan



dokumentasi terhadap kegiatan tradisi Merti Bumi yang berlangsung dari tanggal



1 - 4 Agustus 2024. Data primer diperoleh dari informan yang dipilih melalui



teknik purposive sampling, yaitu juru kunci, kepala desa, tokoh masyarakat, dan



warga Desa Terung yang terlibat aktif dalam tradisi. Sementara itu, data



sekunder diperoleh dari dokumen pendukung, seperti foto, video kegiatan, arsip



desa, buku, dan jurnal terkait. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi



wawancara semi terstruktur untuk memperoleh data naratif yang fleksibel namun



terarah, observasi partisipatif untuk mengamati langsung perilaku kultural



masyarakat, serta dokumentasi sebagai pelengkap dan penguat temuan lapangan.



Validitas data diuji melalui teknik triangulasi sumber dan teknik analisis data



menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan Huberman, meliputi tahap



reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Proses analisis dilakukan



dengan pendekatan “thick description” untuk mendalami konteks simbol dan makna



budaya secara menyeluruh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Merti Bumi



mengandung tiga dimensi makna utama. Pertama, makna religius yang tercermin



dalam sesaji dan doa sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan dan permohonan



keselamatan. Kedua, makna sosial yang tercermin dalam gotong royong masyarakat,



partisipasi kolektif, dan solidaritas warga melalui kegiatan pagar desa, kirab



tumpeng, dan pertunjukan kesenian. Ketiga, makna ekologis yang diwujudkan dalam



penghormatan terhadap alam dan kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan



lingkungan. Simbol-simbol seperti tumpeng tempe, jamasan pusaka, dupa, dan ubo



rampe lainnya ditafsirkan sebagai representasi nilai spiritual, kesuburan, dan



keteraturan hidup. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tradisi Merti



Bumi bukan sekadar peristiwa budaya, tetapi juga praktik sosial yang



merepresentasikan pandangan dunia masyarakat Jawa tentang relasi antara



manusia, alam, dan kekuatan adikodrati. Tradisi ini memiliki fungsi kultural



yang penting sebagai media pelestarian nilai-nilai lokal, pendidikan karakter,



dan pembentukan identitas kolektif. <o></o></span></p>
×
Penulis Utama
:
M. Hafiz Mushofa
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
K8421028
Tahun
:
2025
Judul
:
Makna Tradisi Merti Bumi bagi Masyarakat Desa Terung Kabupaten Magetan
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - Fak. KIP - 2025
Program Studi
:
S-1 Pendidikan Sosiologi Antropologi
Kolasi
:
Sumber
:
Kata Kunci
:
Tradisi Merti Bumi, Tafsir Kebudayaan, Clifford Geertz, Interpretasi Simbolik, Budaya Jawa