Limbah plastik, khususnya plastik polimer merupakan limbah yang sulit terurai. Indonesia termasuk salah satu negara dengan masalah limbah plastik yang cukup serius. Laporan dari National Action Plan (NAP) pada tahun 2020 mengungkapkan, sekitar 4,8 juta ton atau 70?ri keseluruhan sampah plastik di Indonesia tidak terkelola. Diperkirakan, 0,62 juta ton atau 9?ri sampah plastik yang tidak terkelola tersebut berakhir atau bermuara di perairan dan laut Indonesia. Saat ini, sudah banyak inovasi menggunakan limbah plastik sebagai bahan alternatif, salah satunya adalah menggunakan limbah plastik sebagai substitusi agregat halus pada campuran aspal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan membandingkan bagaimana pengaruh campuran HRS-WC yang disubstitusi agregat menggunakan kombinasi plastik PET dan PP dengan campuran HRS-WC konvensional. Agregat halus yang disubstitusi menggunakan kombinasi plastik PET dan PP pada penelitian ini adalah agregat yang lolos saringan no. 4 dan tertahan pada saringan no. 8. Campuran aspal yang diteliti adalah campuran HRS-WC. Pengujian karakteristik campuran HRS-WC adalah: Indirect Tensile Strength (ITS), Unconfined Compressive Strength (UCS), dan Permeabilitas. Setiap pengujian menghasilkan nilai yang kemudian akan dibandingkan antar variasi dan juga dengan HRS-WC konvensional. Variasi kombinasi plastik yang digunakan pada penelitian ini adalah: PET 25% : PP 75%, PET 50% : PP 50%, dan PET 75% : PP 25% yang diganti berdasarkan volume campuran. Pada pengujian ITS, variasi PET 50% : PP 50% mencapai nilai tertinggi di antara variasi lain, yaitu 827,72 kPa. Pada pengujian UCS, variasi PET 50% : PP 50% masih menjadi variasi dengan nilai tertinggi di antara variasi lain, yaitu 10.244 kPa. Pada pengujian permeabilitas, variasi PET 75% : PP 25% menjadi variasi dengan nilai koefisien permeabilitas terbaik dengan klasifikasi Practically Impervious. Hasil dari pengujian-pengujian tersebut menunjukkan peningkatan nilai masing-masing pengujian campuran aspal yang menggunakan substitusi agregat halus menggunakan plastik terhadap campuran aspal konvensional