Penelitian bertujuan untuk mengetahui bahwa kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata kemampuan literasi sains yang lebih baik dibandingkan kelas kontrol di SMP N 1 Nguntoronadi. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian pretest-posttest group. Sumber penelitian berasal dari kelas kontrol dan eksperimen yang diberikan perlakuan berbeda, sehingga diketahui perbedaannya dari nilai pretest dan posttest antara kedua kelas tersebut. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data menggunakan metode tes, berupa soal pretest dan posttest. Teknik uji validitas dibagi menjadi validitas isi dan validitas konstruk. Analisis data menggunakan aplikasi ITEMAN versi 4.3 dan SPSS versi 25. Hasil penelitian didapatkan bahwa peserta didik di SMP N 1 Nguntoronadi belum memahami brem dan hanya sekedar mengetahui makanan brem padahal sentra pembuatan brem khas Wonogiri berada di Kecamatan Nguntoronadi. Peneliti kemudian memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai brem di kelas eksperimen sebagai pendekatan etnosains yang kemudian diterapkan bersamaan dengan model pembelajaran discovery learning. Selama pembelajaran, peserta didik terlihat aktif sesuai dengan harapan pada model pembelajaran discovery learning. Sedangkan pada kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional, peserta didik terlihat jenuh karena hanya mendengar ceramah dan tidak ada interaksi. Kedua kelas diberikan materi yang sama, yaitu unsur dan senyawa dan sama-sama untuk mengukur kemampuan literasi sains. Perlakuan yang berbeda menghasilkan nilai pretest dan posttest yang berbeda pula, di mana kelas eksperimen memiliki rata-rata yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol untuk kemampuan literasi sainsnya. Dengan demikian, di kelas eksperimen menunjukkan bahwa model pembelajaran discovery learning dengan pendekatan etnosains mampu meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik.