Humor menciptakan realitas baru dalam kehidupan manusia pada umumnya. Bagi pendidik, pemanfaatan teknik humor dalam wacana-wacana humor mampu menjadi referensi dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini mengkaji dan mendiskusikan tiga permasalahan, yaitu 1) tindak tutur ilokusi dalam buku Dari Canda Nabi dan Tawa Sufi sampai Kelucuan Kita, 2) teknik humor dalam buku Dari Canda Nabi dan Tawa Sufi sampai Kelucuan Kita, dan 3) relevansi Strategi Tindak Tutur Komedi sebagai Bahan Ajar Teks Anekdot SMA. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis isi. Data yang diambil adalah penggalan teks dalam Dari Canda Nabi dan Tawa Sufi sampai Kelucuan Kita yang memanfaatkan tindak tutur ilokusi dan teknik humor logika dan bahasa. Teknik pengumpulan data berupa dokumen dan wawancara. Buku tersebut menjadi sumber data yang akan dianalisis seperti pada kajian bahasa. Analisis dokumen dimanfaatkan untuk menganalisis data. Validitas data menggunakan trianggulasi teori dengan perspektif lebih dari satu teori dalam menganalisis data (Creswell, 2018). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lima pemakaian tindak tutur ilokusi dalam buku Dari Canda Nabi dan Tawa Sufi sampai Kelucuan Kita, yaitu asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Tindakan tutur yang paling dominan ditemukan adalah tindak tutur asertif dengan 23 temuan dari 64 penggalan teks yang mengandung tindak tutur ilokusi. Tuturan asertif dipakai untuk memberikan informasi kepada lawan tutur. Pemakaian teknik humor yang dihasilkan pada penelitian ini menunjukkan 20 pemakaian teknik humor. Temuan tersebut terdiri atas 11 humor kategori bahasa dan 9 humor kategori logika. Teknik missunderstanding paling banyak ditemukan pada kategori bahasa dengan 7 temuan. Teknik mistake merupakan teknik yang paling banyak ditemukan pada kategori humor logika dengan 9 temuan. Berdasarkan temuan di pembelajaran teks anekdot di sekolah. Pembelajaran teks anekdot merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka yang dipelajari bersamaan dengan teks eksposisi dan standup comedy dalam satu bab. Teks anekdot tidak dipelajari secara komprehensif sehingga pemahaman konsep inti teks anekdot tidak diterima dengan baik oleh peserta didik.