Jahe merupakan salah satu tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia, khususnya jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum). Tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku industri jamu karena kandungan senyawa bioaktifnya yang lebih tinggi dibanding varietas jahe lainnya. Namun, budidaya jahe merah menghadapi kendala utama berupa masa dormansi rimpang yang panjang dan kesulitan dalam proses pembibitan. Oleh karena itu, tugas akhir ini dilakukan untuk mengaplikasikan penggunaan zat pengatur tumbuh auksin yaitu IBA, NAA, dan IAA yang dapat mempercepat pertumbuhan jahe merah. Metode pelaksanaan yang digunakan yaitu metode praktik lapang. Metode analisis data yang digunakan yaitu identifikasi lingkungan, perbandingan perlakuan, dan analisis usahatani. Varietas perlakuan yang dipakai dalam pembibitan yaitu Jehira 1. Hasil tugas akhir menunjukkan bahwa perlakuan dengan IBA memberikan hasil yang paling optimal. Persentase tumbuh perlakuan IBA yaitu 72?ngan tinggi tanaman rata-rata 19 cm dan rata – rata jumlah daun 4 helai pada akhir masa pengamatan. Sementara itu, perlakuan NAA + IAA memiliki persentase tumbuh yaitu 55?ngan rata – rata tinggi tanaman sedikit lebih tinggi yaitu 20,5 cm dan rata –rata jumlah daun lebih banyak mencapai 5 helai. Perlakuan IBA efektif dalam merangsang perkecambahan dan pertumbuhan akar, sedangkan kandungan NAA lebih berperan dalam mempercepat pembentukan daun melalui peningkatan aktivitas enzim fotosintetik. Dalam analisis usahatani, pembibitan dengan IBA terbukti lebih menguntungkan dengan nilai R/C ratio sebesar 2,36 dibandingkan NAA + IAA yaitu 1,95. Titik impas (BEP) untuk perlakuan IBA juga lebih rendah, yaitu Rp4.235 per polybag, sementara NAA + IAA mencapai Rp5.119 per polybag. Berdasarkan seluruh hasil kegiatan tugas akhir, dapat disimpulkan bahwa: (1) IBA merupakan jenis auksin yang paling efektif dalam pembibitan jahe merah, (2) penggunaan media tanam porous dengan komposisi seimbang sangat mendukung pertumbuhan bibit yang optimal, dan (3) dari analisis usahatani, pembibitan dengan IBA memberikan keuntungan ekonomi yang lebih baik dibandingkan NAA+IAA.