Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi kemaritiman yang sangat besar, baik dari sisi perikanan, pariwisata bahari energi laut, maupun sumber daya lainnya. Namun, potensi tersebut belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Dalam beberapa dekade terakhir, konsep Blue Economy menjadi sebuah solusi yang strategis untuk mewujudkan pembangunan kelautan yang berkelanjutan di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, overfishing, dan degradasi ekosistem laut. Pemerintah Indonesia melalui Archipelagic and Island State (AIS) Forum berupaya mendorong kerja sama antarnegara pulau melalui inisiasi platform AIS Blue Hub, sebagai sebuah sarana kolaborasi untuk mengatasi permasalahan Blue Economy secara kolektif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pemerintah Indonesia dalam mengembangkan Blue Economy melalui AIS Blue Hub selama periode 2020 2025. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus, penelitian ini menggali langkah-langkah konkret, diplomasi internasional, serta bentuk kerja sama yang dibangun oleh Indonesia dalam memperkuat posisi sebagai pemimpin dalam pengembangan Blue Economy di kawasan negara pulau dan kepulauan. Data diperoleh melalui wawancara, dokumen resmi dan publikasi lembaga terkait. Hasil penelitian menunjukan bahwa Indonesia telah memainkan peran yang aktif dan juga strategis dalam mendorong agenda Blue Economy di tingkat Internasional, melalui penguat kerja sama multilateral, penyelenggaraan forum-forum diskusi, hingga pemberdayaan pelaku usaha maritim dan UMKM berbasis teknologi melalui AIS Blue Hub. Upaya ini tidak haya memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin negara kepulauan, tetapi juga berdampak pada implementassi kebijakan pembangunan ekonomi kelautan yang inklusif dan berkelanjutan di tingkat nasional.