Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi buah alpukat

di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 874.046 ton. Selaras dengan produksi buah

alpukat, limbah biji alpukat yang dihasilkan juga akan tinggi sehingga pemanfaatan

limbah biji alpukat yang diubah menjadi pati sebagai bahan baku utama bioplastik

akan sangat menguntungkan. Sifat-sifat film bioplastik berbasis pati dapat

ditingkatkan dengan mencampurnya dengan kitosan dan citric acid-epoxidized

soybean oil oligomers (CESO). Selain kedua bahan tersebut, digunakan juga

microcrystalline cellulose (MCC) sebagai filler, gliserol sebagai plasticizer, dan

tween 80 sebagai emulsifier. Tujuan penelitian ini di antaranya mempelajari sintesis

dan karakterisasi CESO, mengetahui pengaruh variasi komposisi tween 80 dan

CESO terhadap bioplastik, dan menentukan komposisi optimal dari bioplastik yang

dibuat. Pembuatan bioplastik dilakukan dengan metode solution casting yang

dikeringkan pada oven bersuhu 35 °C selama 24 jam. Sintesis CESO yang

dilakukan dengan cara mereaksikan asam sitrat dan epoxidized soybean oil (ESO)

telah berhasil dibuat yang ditandai dengan munculnya puncak yang menunjukkan

gugus O-H dan menghilangnya puncak yang menunjukkan gugus epoksi. Tween 80

berfungsi untuk menstabilkan dispersi CESO atau ESO, sedangkan CESO

berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tarik, stabilitas termal, dan mengurangi

swelling. Komposisi bioplastik optimal yang ditandai dengan tingginya nilai kuat

tarik pada penelitian ini diperoleh pada bioplastik berlabel SAS-CESO-2 dengan

komposisi CESO sebesar 0,12 g dan Tween 80 sebesar 0,012 g. Bioplastik ini

memiliki ketebalan 0,080 mm, swelling degree 427,8%, kelarutan dalam air

50,98%, kuat tarik 0,604 MPa, elongasi saat putus 36%, dan biodegradasi dalam 20

hari sebesar 27,69%.