×
Kehadiran
gerakan boikot produk-produk terafiliasi Israel dalam beberapa tahun terakhir
menjadi sebuah perbincangan yang menarik dilakukan. Menariknya, aksi anti
konsumsi/boikot produk terafiliasi Israel merupakan sebuah fenomena yang
menjadi kompleks dalam lingkup consumer behavior. Dalam memahami
fenomena ini, beberapa dimensi perlu dipertimbangkan seperti ekonomi, sosial,
dan karakterisitk psikologi seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor non-ekonomi seperti consumer
animosity, religiosity, social trust, dan subjective norm terhadap
partisipasi seseorang untuk memboikot produk-produk terafiliasi Israel.
Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif kuantitatif dengan metode
SEM-PLS. Data yang digunakan diperoleh dari survei online kepada 214 responden
di DKI Jakarta. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa (1) Consumer
animosity berpengaruh positif signifikan yang berarti semakin tinggi consumer
animosity seseorang maka kecenderungan untuk memboikot produk terafiliasi
Israel meningkat. (2) Subjective norm berpengaruh positif
signifikan terhadap partisipasi boikot produk terafiliasi Israel, yang berarti
keberadaan tekanan sosial dalalm lingkungan mampu menyumbang peningkatan
partisipasi boikot produkt terafiliasi Israel. (3) Religiosity berperan
positif dalam partisipasi boikot produk terafiliasi Israel namun belum kuat
secara statistik, sehingga seseorang
yang religius akan cenderung memboikot produk terafiliasi Israel,
demikian pula (4) trust berpengaruh positif terhadap partisipasi boikot
produk terafiliasi Israel, tetapi tidak kuat secara statistik. Dengan kata
lain, tingkat kepercayaan seseorang terhadap lingkungan sosialnya mampu
mendorong partisipasi boikot produk terafiliasi Israel. Hasil dari penelitian
ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan perusahaan untuk melihat kondisi
non-ekonomi dalam memutuskan suatu tindakan dan dengan adanya momentum ini
pemerintah dapat menguatkan sektor lokal.