Teknologi konstruksi yang terus berkembang menuntut pembuatan beton yang lebih ramah lingkungan. Salah satu bentuk implementasinya adalah inovasi penggunaan material daur ulang atau limbah sebagai bahan penyusun beton. Abu batu merupakan hasil sampingan dari produksi batu pecah. Alasan utama pemanfaatan abu batu ialah untuk mengurangi penggunaan agregat alam sehingga dapat mengurangi dampak buruk bagi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan abu batu terhadap kuat lekat dan panjang penyaluran tulangan pada beton sebagai upaya mendukung material konstruksi yang berkelanjutan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental. Rancangan campuran beton menggunakan variasi abu batu 0%; 5%; 10%; 15%; dan 20?ri massa agregat halus sebagai pengganti agregat halus. Benda uji berbentuk kubus dengan panjang sisi 20 cm. Pengujian kuat lekat diuji pada umur 28 hari menggunakan Universal Testing Machine, dilanjutkan dengan menghitung panjang penyaluran tulangan pada beton menggunakan data hasil pengujian kuat lekat. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan kuat lekat dan panjang penyaluran tulangan pada beton.   

Hasil pengujian kuat lekat pada saat Pmaks dengan variasi abu batu 0%; 5%; 10%; 15%; dan 20%; masing-masing sebesar 13,94 MPa; 15,44 MPa; 17,40 MPa; 18,23 MPa; dan 18,19 MPa. Hasil panjang penyaluran tulangan pada beton dengan variasi abu batu 0%; 5%; 10%; 15%; dan 20%; masing-masing sebesar 65,86 mm; 59,47 mm; 52,78 mm; 50,37 mm; dan 50,49 mm. Nilai kuat lekat beton pada saat slip 0,25 mm dan pada saat Pmaks memperoleh nilai maksimum pada kadar abu batu 15%. Penambahan abu batu sebagai pengganti agregat halus secara optimal dapat meningkatkan nilai kuat lekat pada beton.