Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.) merupakan termasuk sayuran jenis daun dan salah satu komoditas holtikultura yang popular. Teknik budidaya secara hidroponik menggunakan sistem NFT (Nutrient Film Technique) merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan hasil produksi yang lebih tinggi sehingga omset penjualan juga akan meningkat. Akan tetapi, dalam usaha tanaman sayuran juga memerlukan pemasaran yang inovatif untuk meningkatkan daya saing produk. Salah satu teknik yang digunakan dalam pemasaran yaitu penerapan aplikasi digital marketing untuk meningkatkan penjualan dan memperkenalkan produk kangkung darat hidroponik. Tujuan pelaksanaan tugas akhir ini untuk mempraktikkan secara langsung budidaya kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.) secara hidroponik, mempraktikkan secara langsung pengaplikasian digital marketing untuk memasarkan hasil budidaya kangkung hidroponik, serta melakukan analisis usahatani dan evaluasi hasil budidaya (Ipomoea reptans Poir.) hidroponik. Pelaksanaan tugas akhir dilakukan di AA 818 Hydroponik yang beralamat di Ngringo, Jaten, Karangnyar menggunakan metode pengumpulan data secara observasi, praktik lapang, dan studi pustaka. Kegiatan budidaya Kangkung On Land dimulai dari persiapan media tanam dan pembuatan nutrisi, penyemaian, pindah tanam, perawatan, panen, dan pascapanen. Strategi pemasaran Kangkung On Land yang diterapkan meliputi analisis lingkungan dan pasar, analisis kompetitor, analisis SWOT, analisis STP, serta bauran pemasaran 4P. Penerapan digital marketing untuk pemasaran Kangkung On Land melalui apikasi Instagram dan WhatsApp dianggap efektif untuk melakukan promosi produk karena mampu menjangkau konsumen lebih luas dan cepat, terutama di kalangan milenial yang aktif menggunakan media sosial. Akan tetapi pemasaran melalui mitra memberikan kestabilan penjualan produk. Penjualan melalui mitra mencapai 39 pack, lebih tinggi dibandingkan penjualan melalui aplikasi digital yang hanya 17 pack. Analisis usahatani budidaya kangkung menghasilkan 60 pack kangkung dengan harga jual Rp 10.000 per pack. Total penerimaan yang didapatkan Rp 600.000 dan total keuntungan Rp 34.506. Hasil perhitungan R/C Ratio usahatani kangkung layak untuk dikembangkan karena lebih dari 1, dan untuk B/C Ratio lebih dari 0 sehingga usaha dapat dikatakan untung dan mendapatkan manfaat. Akan tetapi, keuntungan yang didapatkan sangat kecil sehingga perlu dilakukan evaluasi dalam proses produksi seperti efisiensi biaya dan memperbanyak jumlah produksi.