Peningkatan penggunaan sepeda listrik di Kota Surakarta sebagai moda transportasi rendah emisi menghadirkan tantangan baru dalam aspek keselamatan lalu lintas. Rendahnya kesadaran terhadap regulasi dan masih sering ditemui pelanggaran, seperti tidak menggunakan helm, menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya risiko kecelakaan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan sikap keselamatan berlalu lintas pada pengguna sepeda listrik, serta menganalisis perbedaan sikap berdasarkan faktor demografi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei melalui kuesioner. Responden terdiri dari 165 pengguna sepeda listrik di Kota Surakarta yang telah menggunakan kendaraan tersebut minimal satu bulan. Variabel penelitian meliputi pengetahuan keselamatan berlalu lintas serta sikap yang dikategorikan dalam tiga dimensi, yaitu tanggung jawab terhadap keselamatan pengguna jalan, patuh terhadap peraturan lalu lintas, dan herd mentality saat berlalu lintas. Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif dan uji ANOVA dua jalur untuk menguji perbedaan sikap berdasarkan gender, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, kepemilikan SIM, lama penggunaan, frekuensi penggunaan, serta jarak tempuh berkendara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan keselamatan responden berada pada kategori sedang dengan rata-rata skor 8,01 dari 10, meskipun pemahaman terkait aspek hukum dan administratif masih rendah. Pada dimensi sikap, seluruh variabel berada pada kategori sedang dengan rata-rata disebutkan secara urut sebesar 17,95, 17.17, dan 16,34 dari 20 poin. Hasil uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada ketiga variabel sikap berdasarkan faktor usia, pekerjaan, dan jarak tempuh harian. Temuan ini menekankan pentingnya edukasi yang lebih interaktif serta kebijakan regulatif yang mampu meningkatkan kesadaran hukum dan keselamatan bagi pengguna sepeda listrik di kawasan perkotaan.