×
Pemindahan
ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur
memberikan dampak signifikan terhadap infrastruktur pemerintahan, ekonomi, dan
sosial di Jakarta. Salah satu konsekuensinya adalah meningkatnya risiko
pengangguran dan kemiskinan di kalangan masyarakat marjinal yang sebelumnya
menggantungkan hidup pada aktivitas administratif dan jasa perkantoran di ibu
kota lama. Dalam konteks ini, fenomena seperti Citayam Fashion Week menjadi
cerminan bahwa masyarakat marjinal, khususnya anak muda, memiliki potensi besar
dalam sektor ekonomi kreatif yang masih belum terfasilitasi secara optimal.
Untuk merespons tantangan tersebut, proyek perancangan “Lentera Kota : Pusat
Kreatif, Edukatif dan kolaboratif bagi Kaum Marjinal Kota Jakarta dengan Gaya
Rustic Kontemporer” dikembangkan dengan pendekatan human behavior, yang
menitikberatkan pada pemahaman mendalam terhadap kehidupan sehari-hari, nilai,
dan aspirasi komunitas sasaran. Pendekatan ini memungkinkan perancangan ruang
yang tidak hanya fungsional, tetapi juga relevan secara sosial dan kultural
bagi penggunanya. Konsep desain menekankan ruang yang fungsional sekaligus
relevan secara sosial dan kultural, melalui penggunaan material kayu, semen
ekspos dan warna merah-silver yang merepresentasikan semangat, ketahanan, dan
modernitas generasi muda. Penerapan
pola sirkulasi radial serta elemen pembentuk ruang didesain dengan orientasi
bentuk yang melengkung menghadirkan kesan luas, dinamis, dan futuristik. Secara keseluruhan, proyek ini tidak
hanya menjadi solusi desain untuk permasalahan ruang bagi masyarakat marjinal,
tetapi juga menjadi bagian dari narasi besar transformasi Jakarta, dari kota
administratif menjadi kota kolaboratif dan inklusif berbasis komunitas, budaya,
dan kreativitas.