Perubahan iklim yang terjadi saat ini mengakibatkan pola cuaca yang tidak menentu yang menyebabkan beberapa bagian wilayah mengalami peningkatan curah hujan dan pada bagian lain mengalami kekeringan berkepanjangan yang berpengaruh pada produksi pertanian. Jika kondisi ini terus terjadi produksi pertanian di Indonesia akan terpengaruh karena kenaikan suhu akan menyebabkan perubahan curah hujan dan memunculkan hama dan penyakit yang dapat menurunkan produktivitas pertanian Berdasarkan data BMKG bulan September 2023 Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu wilayah yang terdampak kekeringan dengan kategori awas. Tujuan penelitian adalah memprediksi potensi kekeringan menggunakan Cloud Computing Platform dan kekeringan aktual melalui analisis karakteristik penentu, menguji tingkat akurasi citra,dan menemukan indikator penentu, sehingga dapat merumuskan strategi mitigasi kekeringan yang tepat sesuai kondisi lahan di wilayah penelitian Slogohimo, Indonesia. Penelitian dilaksanakan menggunnakan metode deskriptif eksploratif dengan memadukan survei lapangan, hasil analisis laboratorium fisika tanah, dan analisis data citra. Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Normalized Difference Water Index (NDWI), Normalized Difference Drought Index (NDDI), berat volume tanah, kadar lengas aktual, serta retensi air tanah pF 4,2 dan pF 2,54 Tingkat kekeringan menunjukkan kekeringan sedang (9,62 ha) dan kekeringan berat (2.049,24 ha). Indeks kekeringan dipengaruhi secara langsung oleh curah hujan dan tidak langsung oleh kemiringan lereng. Karakteristik tanah yang menentukan kekeringan adalah kadar lengas dan berat volume tanah. Strategi mitigasi kekeringan yang paling tepat diantaranya penambahan bahan organik dan perbaikan sistem irigasi.