×
Bawang merah (Allium cepa var. Aggregatum) merupakan salah satu
komoditas penting dalam bidang hortikultura. Kebutuhan bawang
merah nasional yang meningkat belum diimbangi dengan peningkatan produktivitas
yang optimal di tingkat petani. Faktor permasalahan krusial pada budidaya bawang
merah adalah penggunaan umbi sebagai benih yang rentan terhadap penyakit dan membutuhkan
volume besar sehingga menambah beban biaya produksi. Benih TSS (True
Shallot Seed) sebagai upaya alternatif untuk terus meningkatkan produktivitas bawang merah. Budidaya dengan benih
TSS memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan budidaya langsung menggunakan umbi. Namun, benih TSS memiliki
kelemahan membutuhkan waktu budidaya yang lebih lama dan menghasilkan umbi
dengan diameter yang lebih kecil. Salah satu upaya untuk meningkatkan
pertumbuhan dan produksi bawang merah asal TSS yaitu dengan pemberian mulsa
jerami dan pupuk vermikompos. Penelitian bertujuan untuk mempelajari hasil daripada
pemberian mulsa jerami dan dosis pupuk vermikompos serta kombinasi kedua perlakuan dalam meningkatkan
pertumbuhan dan hasil bawang merah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-November 2024 di
lahan Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. Penelitian
menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu penggunaan mulsa
jerami 2 taraf berupa tanpa mulsa dan dengan mulsa jerami serta faktor pemberian dosis
pupuk vermikompos terdiri atas 5 taraf antara lain tanpa pemberian pupuk
vermikompos dan pemberian pupuk vermikompos dengan dosis 10, 20, 30 dan 40
ton/ha. Data dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dengan taraf 5%, dan
dilanjutkan dengan DMRT (Duncan Multiple Range Test) taraf 5% serta uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk
vermikompos dengan dosis 30 ton/ha mampu meningkatkan pertumbuhan bawang merah
dengan memberikan hasil tertinggi pada bobot brangkasan segar bawang merah
dengan jumlah 8,26g.