Pemilihan film dokumenter ini karena sifatnya yang mampu merekam realitas secara otentik dan perspektif mereka yang sering terpinggirkan. film dokumenter dapat menjadi alat sosial yang kuat, mengangkat isu penting seperti kesetaraan gender dan hak asasi manusia dalam konteks pelestarian budaya. Melalui film ini, diharapkan terjadi peningkatan kesadaran serta penghargaan masyarakat terhadap peran perempuan di dunia seni tradisional wayang kulit.Konsep film dokumenter “Putren: Bertahan Cerdas Dalam Geliat Seni Tradisi” adalah mengangkat peran perempuan sebagai pelaku aktif dalam pelestarian dan pengembangan seni wayang kulit, sebuah warisan budaya yang selama ini sering kurang mendapat perhatian dalam masyarakat tradisional. Film ini menggunakan pendekatan naratif yang menggabungkan kisah nyata, wawancara mendalam, serta dokumentasi visual autentik untuk menyampaikan pesan penting tentang kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan urgensi pelestarian budaya.Pada karya “Putren: Bertahan Cerdas Dalam Geliat Seni Tradisi” penulis berperan sebagai editor yang bertanggung jawab melakukan jobdesknya. Editor juga perlu memiliki keahlian mengenai penggunaan kamera, pemilihan lensa, dan juga komposisi perekaman. Selain itu, sebagai editor juga bertanggung jawab untuk penerapan editing script ke film dookumenter yang akan disajikan.Melalui film ini, penulis dan tim memiliki keinginan untuk memperkenalkan warisan sejarah yang ada di Nusantara, bahwa wayang kulit bukan sekadar seni kuno, tetapi juga warisan budaya yang patut dilestarikan dan diapresiasi oleh masyarakat. Film ini tidak hanya menyoroti posisi perempuan dalam menjunjung tinggi seni wayang kulit, tetapi juga mengungkap tantangan dan stereotip mereka dalam ranah maskulinitas wayang kulit.