Timun (Cucumis sativus L.) merupakan komoditas hortikultura penting dari famili Cucurbitaceae adalah tanaman semusim menjalar yang banyak diminati di kalangan masyarakat. Namun, produksinya di Indonesia menurun 55.213 ton dari 2021 hingga 2023 akibat perubahan iklim, alih fungsi lahan, dan tingginya biaya sewa lahan. Oleh karena itu, budidaya timun dalam polybag di pekarangan rumah menjadi solusi inovatif untuk pemanfaatan lahan terbatas, memungkinkan kontrol media dan irigasi lebih baik, serta mendukung ketahanan pangan keluarga. Budidaya timun (Cucumis sativus L.) menggunakan polybag sebagai solusi pemanfaatan lahan pekarangan rumah yang terbatas, strategi pemasarannya, dan analisis usahatani di Bejen Karanganyar. Pelaksanaan tugas akhir ini bertujuan untuk memahami dan mempraktikkan seluruh tahapan budidaya timun, strategi pemasaran hasil panen, serta melakukan analisis finansial usahatani. Strategi pemasaran hasil budidaya timun mencakup empat aspek utama: produk, harga, tempat, dan promosi. Produk timun yang dihasilkan memiliki bobot 400-700 gram per buah dengan kualitas segar dan bersih. Harga jual timun ditetapkan sebesar Rp 6.000/kg berdasarkan kesepakatan dengan pengepul, yang lebih tinggi dari perhitungan Harga Jual Produk (HJP) sebesar Rp. 5.630 (dengan laba 25?ri HPP). Pemasaran dilakukan melalui pengepul di Pasar Tegal Gede Karanganyar, yang dianggap lokasi strategis untuk distribusi ke pengecer. Promosi dilakukan secara langsung dengan mendatangi pengepul dan membawa sampel produk. Analisis usahatani menunjukkan kelayakan finansial yang baik. Total biaya yang dikeluarkan adalah Rp. 689.226, yang terdiri dari biaya tetap sebesar Rp. 26.726 (penyusutan bulanan) dan biaya variabel sebesar Rp. 662.500. Harga Pokok Produksi (HPP) per unit adalah Rp 4.504/kg. Total penerimaan dari penjualan 153 kg timun dengan harga Rp 6.000/kg mencapai Rp 918.000. Usahatani ini menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp. 228.774. Berdasarkan perhitungan kelayakan finansial, R/C Ratio adalah 1,33 (>1) dan B/C Ratio adalah 0,33 (>0). Nilai-nilai ini menunjukkan bahwa usahatani budidaya timun dalam polybag di pekarangan rumah ini menguntungkan dan layak untuk dijalankan. Titik impas (BEP) harga adalah Rp 4.504/kg, dan BEP produksi adalah 115 kg, sementara BEP penerimaan adalah Rp. 96.205.