Limbah kecambah kacang hijau dihasilkan dari sortasi industri kecambah kacang hijau berupa biji kacang hijau yang ditolak setelah proses sortasi. Limbah dari proses produksi kecambah kacang hijau ini masih belum dimanfaatkan secara optimal, biasanya dibuang atau dijadikan pakan hewan. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah dari hasil produksi kecambah kacang hijau menjadi bahan baku pembuatan tempe dengan substitusi kacang merah (Phaseolus vulgaris L.), serta mengevaluasi bagaimana pengaruh substitusi tersebut terhadap sifat fisik (kekerasan), kimia (kadar air, protein total, protein terlarut, dan aktivitas antioksidan), dan organoleptik (warna, aroma, kenampakan, tekstur, rasa, dan kesukaan secara keseluruhan). Pengujian tekstur menggunakan metode texture profile analysis; Kadar air menggunakan metode thermogravimetri; Kadar protein total menggunakan metode kjeldahl; Kadar protein terlarut menggunakan metode lowry; Aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH; dan organoleptik menggunakan pendekatan kesukaan dengan skoring. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang menggunakan 5 formula substitusi (100:0, 80:20, 60:40, 40:60, dan 20:80) dengan tiga ulangan secara duplo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi kacang merah pada tempe limbah kecambah kacang hijau memberikan pengaruh signifikan pada kadar air, protein terlarut, dan aktivitas antioksidannya. Namun, substitusi kacang merah tidak memberikan penaruh signifikan pada tekstur (kekerasan) dan protein total tempe limbah kecambah kacang hijau. Dari atribut organoleptiknya, subtitasi kacang merah dapat meningkatkan nilai kesukaan panelis terutama pada atribut rasa dan aromanya. Formula terbaik dengan keseimbangan optimal antara sifat fisik, kimia, dan organoleptik adalah tempe dengan 80% limbah kecambah kacang hijau yang disubstitusi dengan 20% kacang merah.